"Kapan punya anak?" Indah bertanya pada Keke, sahabat lamanya yang bertemu tak sengaja di sebuah mall. seperti pertemuan tak sengaja pada umumnya, mereka sudah cipika-cipiki, ga seru dong kalau langsung capsus gitu saja. jadilah basa-basi itu keluar.
"Iya, belum dikasi nih sama Yang Diatas," jawab Keke dengan senyum. Suaminya sudah melempem di sebelahnya, bukan pada lama mereka basa basi atau cipika cipiki, tapi pada topik basa-basi yang diangkat Indah.
"Jangan lama-lama,lho. Tar keburu tiga puluh, susah ngelahirinnya," sambung Indah lagi.
Keke dan suaminya hanya tersenyum. padahal hati mereka panas. Iya, mereka sudah lama menikah, tapi belum dikaruniai anak.
Lain waktu, mereka ada acara keluarga. Maklum keluarga besar pada ngumpul, segala macam obrolan keluar. dan salah satunya,
"Kapan punya anaknya, Ke? Ibumu sudah mau nimang cucu, tuh!" tanya salah seorang keluarga dengan nada bercanda.
lagi-lagi Keke dan suaminya hanya tersenyum sambil menimpali dengan seadanya. Suasana menjadi tidak kondusif bagi mereka berdua, tetapi saudara yang bertanya tadi sama sekali tidak menyadari apa-apa, dia asyik berbasa-basi dengan keluarga lain.
saat Keke dan suaminya sudah pulang, Suaminya berkata.
"Kenapa ya, mereka selalu nanya begitu? padahal mereka sendiri tahu kalau anak itu datang dari Tuhan. Kalau memang kita yang nentuin, sudah dari dulu kita punya anak."
Keke hanya menanggapi dengan ringan. "Ah, sudahlah, Mas. Namanya juga mereka basa-basi, asal nyeplos!"
"Tapi kalau nyeplos kira-kira dong. ga sadar kalau topik itu sensitif bagi kita. Basa-basi berbisa!"
Keke hanya bisa menyabarkan suaminya.
yah, memang maksud orang cuma basa-basi, biar suasana jadi hangat dan ramai. namun, yang hangat bagi mereka belum tentu hangat bagi orang lain. Yang baik buat mereka, belum tentu baik bagi lawan bicaranya. Jadi... hahaha, hati-hatilah berbicara.
"Iya, belum dikasi nih sama Yang Diatas," jawab Keke dengan senyum. Suaminya sudah melempem di sebelahnya, bukan pada lama mereka basa basi atau cipika cipiki, tapi pada topik basa-basi yang diangkat Indah.
"Jangan lama-lama,lho. Tar keburu tiga puluh, susah ngelahirinnya," sambung Indah lagi.
Keke dan suaminya hanya tersenyum. padahal hati mereka panas. Iya, mereka sudah lama menikah, tapi belum dikaruniai anak.
Lain waktu, mereka ada acara keluarga. Maklum keluarga besar pada ngumpul, segala macam obrolan keluar. dan salah satunya,
"Kapan punya anaknya, Ke? Ibumu sudah mau nimang cucu, tuh!" tanya salah seorang keluarga dengan nada bercanda.
lagi-lagi Keke dan suaminya hanya tersenyum sambil menimpali dengan seadanya. Suasana menjadi tidak kondusif bagi mereka berdua, tetapi saudara yang bertanya tadi sama sekali tidak menyadari apa-apa, dia asyik berbasa-basi dengan keluarga lain.
saat Keke dan suaminya sudah pulang, Suaminya berkata.
"Kenapa ya, mereka selalu nanya begitu? padahal mereka sendiri tahu kalau anak itu datang dari Tuhan. Kalau memang kita yang nentuin, sudah dari dulu kita punya anak."
Keke hanya menanggapi dengan ringan. "Ah, sudahlah, Mas. Namanya juga mereka basa-basi, asal nyeplos!"
"Tapi kalau nyeplos kira-kira dong. ga sadar kalau topik itu sensitif bagi kita. Basa-basi berbisa!"
Keke hanya bisa menyabarkan suaminya.
yah, memang maksud orang cuma basa-basi, biar suasana jadi hangat dan ramai. namun, yang hangat bagi mereka belum tentu hangat bagi orang lain. Yang baik buat mereka, belum tentu baik bagi lawan bicaranya. Jadi... hahaha, hati-hatilah berbicara.