Senin, 20 Januari 2014

12.13.00

Melewati Jalan Tol Bali

Bali memang punya jalan tol sekarang, lalu apakah itu patut dibanggakan? Heeh. saya termasuk orang yang bisa lewat tol setiap hari karena jalur kerja memang menuju rute tol. Tapi saya baru tiga kali naik tol semenjak diresmikan September tahun lalu. Pertama waktu gratisan, kedua dan ketiga saat terburu-buru.

Tol seperti menjadi alternatif kedua bagi saya, dan mungkin juga bagi pengemudi-pengemudi yang lain. Harusnya seperti di luar Bali, orang lebih sering lewat tol dibanding jalan umum. Namun mungkin perkecualian untuk Tol bali.

Seperti yang banyak dilansir media, tol bali merupakan salah satu tol terindah. Lokasinya yang ada di atas perairan memang menjanjikan pemandangan yang indah sepanjang jalan. Memang, hari paling baik melewati tol adalah siang hari. Pengguna bisa melihat hutan mangrove di salah satu sisi jalan dan kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan Benoa di sisi yang berlawanan. Jika beruntung, mungkin bisa melihat pesawat yang mendarat di sekitar bandara.

Hanya saja, untuk masuk ke tol itu, bayaranya tidak sedikit. Sepeda motor saja kena 4.000 rupiah sementara mobil standar kena 10.000. Saya tidak tahu sih itu kemahalan atau tidak, yang jelas banyak yang bilang bahwa harga segitu termasuk mahal jika dibandingkan dengan harga masuk tol di luar Bali.

Yah, mungkin tol di bali ini plus jasa melihat pemandangan indah ya, jadi mahal. Hanya saja, dengan tarif segitu, menciutkan minat pengendara. Jangankan mobil pribadi, mobil travel dan bus wisata lebih memilih menggunakan jalur biasa dibandingkan lewat tol.

Saya belum menemukan data resmi soal hasil pemasukan tiket tol ini sih, namun banyak yang mengatakan dan melansir bahwa tol bali ini menjadi tol terindah, termahal sekaligus tersepi di Indonesia. Yak, selamat!






About