Hujan Bulan Juli
Aku telah duduk disini selama lima belas tahun, yang mereka tahu, menjadi waktu tersembunyinya jasadnya diantara reruntuhan gudang. Aku yang menemani jasad itu membusuk oleh oksigen, daging-daging mulusnya tercabik oleh jasad renik, aroma tubuh wanginya yang disemprot dengan parfum seharga tujuh digit berubah busuk. Aku, yang duduk tepat di sebelah kanannya, yang bisa memperhatikan saat darah mengalir dari lehernya yang tergorok, yang setia menemaninya dalam bisu lima belas tahun ini.
Tetapi mengapa, orang-orang berseragam itu merenggutku seolah-olah aku adalah sampah yang menghalangi mereka. Tempatku dekat jasad itu, tapi sekarang aku berakhir di karung barang bekas yang teronggok di luar pintu. Tidakkah mereka tahu kalau aku menyaksikan bagaimana tubuh yang cantik itu awalnya menjadi jasad, lalu menulang hingga seperti sekarang. Bagaimana caranya aku memberitahu mereka bahwa jasad itu ada karena seseorang mengakibatkannya, bukan karena ia membunuh dirinya sendiri seperti orang-orang berseragam itu kira.
Jasad itu, yang dulunya adalah seorang gadis, dikira telah melarikan diri karena hamil. Pacarnya tidak bertanggung jawab untuknya, jadi dia memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan minum cairan serangga dan membusuk di gudang tua ini.
Tapi apa yang benar? Hooh, polisi itu mempercayai mereka. Seandainya saja aku bisa memberitahu mereka kejadian yang sebenarnya. Bagaimana aku melihat gadis itu sebenarnya tidak minum obat serangga, tidak juga hamil. Tidak ada tulang janin di sekitar perutnya kini, aku yakin itu. Tetapi dia dipaksa disini, dipaksa untuk.... ah aku tidak tahan mengatakannya, aku tidak tahan. Terlalu menyakitkan.
Hujan gerimis mulai turun di bulan Juli yang kering ini. Hujan pertama yang bisa aku lihat setelah lima belas tahun terperangkap dalam tubuh kecil ini. Lima belas tahun memendam sebuah kisah mengerikan yang menimpa jasad malang itu. Apa hidupku akan berakhir di karung ini dan terakhir ke tempat pembuangan sampah terdekat?
Polisi masih berkeliaran disekitar lokasi, tidak melirikku sedikitpun. Bahkan ketika tetes-tetes air hujan membasahi tubuhku. Apa yang harus aku lakukan, diam disini atau beraksi? Tetapi kalaupun beraksi, aku bisa apa. Tubuh ini mati sudah dan memang tidak bisa bergerak. Walau jiwaku masih hidup seutuhnya, sangat hidup untukku merasa bingung.
Seakan langit menjawab, setetes air hujan mengalir masuk ke telingaku yang berbulu dan berkata, "Waktumu sudah tiba. Waktumu sudah tiba..."
"Waktuku? Waktuku untuk apa?"
"Waktumu untuk pergi,"
"Bukannya sudah, sudah lima belas tahun lalu waktuku pergi?"
Hening. Tetes air itu tidak berbicara. Aku menunggu beberapa saat, terperangkap dalam tubuh mati, memang, hanya menunggu yang bisa aku lakukan.
Angin berdesir di seluruh tubuhku yang berbulu cokelat, menyentuh hidung hitamku yang berbahan dari kancing baju.
"Lima belas tahun lalu memang waktumu pergi dari tubuh itu, tapi waktumu pergi dari dunia baru akan datang sebentar lagi, Hani!"
Aku tercenung. Begitukah memang? Aku tidak pernah menyangka bahwa semua ini akan berakhir. Memandang tubuh yang indah itu setiap detik selama lima belas tahun, melihatnya menyusut sampai hingga tulang dan menderita karena tidak dikebumikan secara layak, apakah itu hukumanku untuk dosa yang telah aku perbuat karena menentang mereka?
"Kurasa," jawab angin itu. "Kurasa itu tidak benar. Kamu hanya menunggu jasad itu ditemukan. Pernah kan mendengar bahwa roh tidak akan sampai surga sampai jasadnya dikebumikan?! Kami melindungimu disini, menahanmu disini agar kamu tidak menghabiskan waktu lima belas tahun ini di neraka!"
Dan begitulah. Sebuah tangan mengambilku dari tubuh boneka teddy bear ini setelah lima belas tahun terperangkap di dalamnya oleh alam. Hujan bulan Juli mengiringi kepergianku ke surga, tempat katanya tidak ada seorang orang tuapun yang akan membunuh anak gadisnya sendiri karena tidak mau menikah dengan duda anak lima, demi harta.
Aku tenang sekarang, bisa tenang. walau besok headline koran akan menyebut berita bohong bahwa....
"Sebuah kerangka ditemukan di sebuah gudang tua. Kerangka itu diidentifikasi sebagai Hani Siska, yang bunuh diri karena hamil. Seperti yang telah dikonfirmasi orang tuanya, Hani meninggalkan rumah karena........."
The end
Cerpen kesekian di hari-hariku yang sepi dari kreatifitas.
Dear Sis Suzhu yang minta Hujan Bulan Juni, hii
Tetapi mengapa, orang-orang berseragam itu merenggutku seolah-olah aku adalah sampah yang menghalangi mereka. Tempatku dekat jasad itu, tapi sekarang aku berakhir di karung barang bekas yang teronggok di luar pintu. Tidakkah mereka tahu kalau aku menyaksikan bagaimana tubuh yang cantik itu awalnya menjadi jasad, lalu menulang hingga seperti sekarang. Bagaimana caranya aku memberitahu mereka bahwa jasad itu ada karena seseorang mengakibatkannya, bukan karena ia membunuh dirinya sendiri seperti orang-orang berseragam itu kira.
Jasad itu, yang dulunya adalah seorang gadis, dikira telah melarikan diri karena hamil. Pacarnya tidak bertanggung jawab untuknya, jadi dia memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan minum cairan serangga dan membusuk di gudang tua ini.
Tapi apa yang benar? Hooh, polisi itu mempercayai mereka. Seandainya saja aku bisa memberitahu mereka kejadian yang sebenarnya. Bagaimana aku melihat gadis itu sebenarnya tidak minum obat serangga, tidak juga hamil. Tidak ada tulang janin di sekitar perutnya kini, aku yakin itu. Tetapi dia dipaksa disini, dipaksa untuk.... ah aku tidak tahan mengatakannya, aku tidak tahan. Terlalu menyakitkan.
Hujan gerimis mulai turun di bulan Juli yang kering ini. Hujan pertama yang bisa aku lihat setelah lima belas tahun terperangkap dalam tubuh kecil ini. Lima belas tahun memendam sebuah kisah mengerikan yang menimpa jasad malang itu. Apa hidupku akan berakhir di karung ini dan terakhir ke tempat pembuangan sampah terdekat?
Polisi masih berkeliaran disekitar lokasi, tidak melirikku sedikitpun. Bahkan ketika tetes-tetes air hujan membasahi tubuhku. Apa yang harus aku lakukan, diam disini atau beraksi? Tetapi kalaupun beraksi, aku bisa apa. Tubuh ini mati sudah dan memang tidak bisa bergerak. Walau jiwaku masih hidup seutuhnya, sangat hidup untukku merasa bingung.
Seakan langit menjawab, setetes air hujan mengalir masuk ke telingaku yang berbulu dan berkata, "Waktumu sudah tiba. Waktumu sudah tiba..."
"Waktuku? Waktuku untuk apa?"
"Waktumu untuk pergi,"
"Bukannya sudah, sudah lima belas tahun lalu waktuku pergi?"
Hening. Tetes air itu tidak berbicara. Aku menunggu beberapa saat, terperangkap dalam tubuh mati, memang, hanya menunggu yang bisa aku lakukan.
Angin berdesir di seluruh tubuhku yang berbulu cokelat, menyentuh hidung hitamku yang berbahan dari kancing baju.
"Lima belas tahun lalu memang waktumu pergi dari tubuh itu, tapi waktumu pergi dari dunia baru akan datang sebentar lagi, Hani!"
Aku tercenung. Begitukah memang? Aku tidak pernah menyangka bahwa semua ini akan berakhir. Memandang tubuh yang indah itu setiap detik selama lima belas tahun, melihatnya menyusut sampai hingga tulang dan menderita karena tidak dikebumikan secara layak, apakah itu hukumanku untuk dosa yang telah aku perbuat karena menentang mereka?
"Kurasa," jawab angin itu. "Kurasa itu tidak benar. Kamu hanya menunggu jasad itu ditemukan. Pernah kan mendengar bahwa roh tidak akan sampai surga sampai jasadnya dikebumikan?! Kami melindungimu disini, menahanmu disini agar kamu tidak menghabiskan waktu lima belas tahun ini di neraka!"
Dan begitulah. Sebuah tangan mengambilku dari tubuh boneka teddy bear ini setelah lima belas tahun terperangkap di dalamnya oleh alam. Hujan bulan Juli mengiringi kepergianku ke surga, tempat katanya tidak ada seorang orang tuapun yang akan membunuh anak gadisnya sendiri karena tidak mau menikah dengan duda anak lima, demi harta.
Aku tenang sekarang, bisa tenang. walau besok headline koran akan menyebut berita bohong bahwa....
"Sebuah kerangka ditemukan di sebuah gudang tua. Kerangka itu diidentifikasi sebagai Hani Siska, yang bunuh diri karena hamil. Seperti yang telah dikonfirmasi orang tuanya, Hani meninggalkan rumah karena........."
The end
Cerpen kesekian di hari-hariku yang sepi dari kreatifitas.
Dear Sis Suzhu yang minta Hujan Bulan Juni, hii
nchi dududz.... :l: (pura-pura) baca dulu ahh...
BalasHapusbtw meninggal napa ya??? gantung gitu ahh... :e:
BalasHapusdi bunuh pake apa siiyy??? apa karena di gantung? ato di santet sih??? :d:
BalasHapus:j: trus napa tuh boneka koq bisa ngomong???? ehh bisa cerita kayak gini???
BalasHapusdigigitin kucing, zujoe jelekkk :d:
BalasHapuslha... suzhu kan mintanya hujan bulan juni, napa judul ente hujan di bulan kemarau??? :n:
BalasHapusaaaahhhhhh :a: napa komenganku di sela gitu siihhh mau tak jadiin kek boneka di atas *sadiss mode:on*
BalasHapus:i: jiahhh... koq bisa digigitin kucing matikek gitu???
BalasHapushehehe..jadi yaks hujan dibulan juli :b:
BalasHapuswhoa...ceritanya bagus banget! terinspirasi dr berita2 yaks banyak orang tua yg maksa anaknya kawin ma duda tokcer? :a:
BalasHapuswhoa...ceritanya bagus banget! terinspirasi dr berita2 yaks banyak orang tua yg maksa anaknya kawin ma duda tokcer? :a:
BalasHapusow..postingan kuw ter kirim 2 kali. :c:
BalasHapusnchi..kasian amat sih, ortu koq pada mikirin perasaan duda2 tokcer..padahal dudanya gag penting amat..coba klo mukanya kayak Edward Collins pasti anaknya mau dh..tanpa dipaksa :g:
btw, aq lupa namanya ntu cewek sapa? bukan teddy bear kan?
BalasHapuspolisinya dududz moso' ada boneka bear yg lucu gag dikasiin ke aq kn aq mau :k:
BalasHapusNama ceweknya, Hani. mbak Suzhu *dibaca ga ya ceritanya?*
BalasHapusCeritanya keren, Chi...BTW, bisa request cerpen yang judulnya 'kelaparan' gak? :j:
@ zujoe, soalnya kuicngnya laparrr
BalasHapus@ sis suzhu, hooh, jadi cici ada saingannya. ga nyambung? sambungin aja
@ sari, jah requestnya ya ke bulog dunk, kan banyak beras disana :l:
duuh...
BalasHapusitu laki-bini bener2 deh nyepamnya gak ketulungan :d: :d:
nchi
BalasHapuscerpen asik...seperti biasa,suka baca tulisan nchi yg aneh bin ajaib :g: but I like it..
untung boneka beruang nchi, klo kucing bisa2 gk ktemu bonekanya, krn diembat ama si kutu :a:
BalasHapuseh bisa request yak??
nchi...request cerita ttg istri yg ditinggal suami ke medan perang dong :n: trus akhirnya mati keselek duren...bisa gak siih???
BalasHapus:j: kacian yah hani :j:
BalasHapusteteh thio itu kurang tragis ceritanya!!!
BalasHapuskucing merusak nuansa romantis dlm cerita ah :a:
BalasHapuswoooowwww kerennnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn chi cerpennya...
BalasHapusDi terbitkan di media massa chi...go...go.....siiip deh...
BalasHapusaiihh,, ceritanya keren juga neh....
BalasHapusbener tuh kata teh linda,, meninggal keselek duren (duda keren),, hehehe.. :g:
Yang jadi saksi bisu itu siapa? Bonekanya yaa?
BalasHapuscukup satu kata : "kereeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeen.... :j: "
BalasHapuschi..kali ini dikau nggak duduz..ceritanya oke
BalasHapusaq pernah baca bukunya
BalasHapustapi aku lupa karya siapa
cz buku lama
hehehehehehe
hadeuh mochi mochi....
BalasHapusaku belom genap 15 tahun,, boleh ga baca cerpennya??
:g:
hoaaaaaaaaaaaaaaam...
BalasHapusnumpang nguap... :h:
:b: eeeee....eeeeee keren!!!!
BalasHapusbukan pengalaman pribadikan???? kok jadi horor nih?!?!?! gyaaaaa.....apa tuh disudut kanan atas blognya chi........?????
@ teh linda, klo mau request, harus bayar ya.... paypalku ontime kok :g:
BalasHapus@ teh tika, romantis apanya yaK? :l:
@ bang buwel, tar dibakar sama massa, mau tanggung jawab? hiii
@yolis, keselek biji duren atau kulit duren?
@ mas sugeng, ngg... keinginanku sih gitu, penggambarannya ga ketangkep gitu ya?
@ rangga, e nya satu aja cukup :a:
@ mbak nietha, yah tetep aja aku dibilang dudud sama yg lain hikss
@yanuar, ngg... maaf aku ga nyadur dari buku manapun, ini bikinanku sendiri tadi siang :)jika ada kesamaan tema, maklum tema jaman sekarang banyak yg ga original, tetapi aku jamin lokasi, karakter ataupun alur, semuanya beda. ini pure fantasyku sendiri.
@neng aia, jika kamu sudah pernah pacaran (lha apa hubungannya?) kamu sudah boleh membunuh (ga nyambung)
@ bli jhoni, iya maunya pengalaman pribadi,cuman belum kesampaian ngebunuhnya. hiii...
wah,kasihan amat si Hani Siska. nchi..kenapa tragis banget nasib si Hani? hiks....
BalasHapusWAh...
BalasHapusgaya MenulIs ny KeYen NeNg...
Jadi Jatuh hari Nh baca Post nya
untung aku belum jadi jazad ...so..manggut manggut dulu walo hanya baca sekilas...bedewei sedepp cerpennya kek bau jeruk purut
BalasHapusduhhhh kejamnya dunia
BalasHapusyah ...
BalasHapusgue tlat dateng ...
hehehe ...
kren cerpennya sob ...
keep posting yah ...
kalo prlu bnyakin cerpennya biar aq nggak susah2 nyari cerpen kalo dkasih tugas ...
hehehe ...
ya amprun, TRADE MARK nya dah kembali lagiiiii :j:
BalasHapusBTW, jangan-jangan kamu jelmaan dari Teddy Bear juga, soalnya pinter banget mengungkapkan kejadian demi kejadian tentang Hani, atau kamu hani nya hehehhehehe ...
BalasHapusampuni saya Nchi, ampuuunn, jangan jilat saya wkwkwkwkw ...
BalasHapusudah ah, cape aku, ikutan NGILEEEEEEEEEEERRRR !!!
BalasHapusdi sini :h:
duuuh kasihan,tapi cantik juga tuh boneka
BalasHapusbonekanya bisa bicara yaa....?
BalasHapusbonekanya ajib chi.
BalasHapus:D
eh ya sekalian,
ada yang baru di blogku.
koment yak.
salam perjuangan!!!
KEEP ENTER!!!!!
spam ga yah?
BalasHapusspam aja deh.
BalasHapuspostingannya mantab!
:D
mhuahahahha :D
udah ah.
BalasHapuscapek nyepam.
heheh :D
tanggung biar kelimaks!!
BalasHapushuahaha
____________:ngacir:
Awalnya aku bingung siapa pemeran dengan sebutan 'aku' dalam cerita ini,,seolah-olah 'aku' merupakan bayangan tapi aku cuba menelusuri ternyata 'aku' adalah boneka,,benar bukan??
BalasHapusCerpen yang dalem banget penuh dengan kata-kata yang seperti puisi..bahkan aku berfikir kalo ceerpen diatas merupakan puisi yang bercerita..tampaknya ada makna yang terkandung dalam cerpen ini tapi aku masih cuba mencarinya
Hikzzz.... sad ending nihh... Sungguh mengerikan jalan yang di terima gadis ituh...
BalasHapusSaya lagy sad jugahh... terpaksa nolak 4 job karena.... (jadi gak nyambung dahh..:D:P)
dateng pengen SKJ di sini ahh... :m:
BalasHapusCerpen yang indah...penuh makna..
BalasHapus???
BalasHapusbingung...
:h: Kok aku bingung ya
BalasHapustapi salam kenal dulu ah
nchi...aq minta pertanggung jawab-an muw!!! jadi suka banget ma monkey majik :a: ada lagu keren lain gag? ripiu dunk :j:
BalasHapusbelum baca.... baca dulu ach.... :b:
BalasHapusBUSYET DAH, aq terlalu serius bacanya bener dech..... :j:
BalasHapusnchi bacanya serem niy..... roh2 gituh..... :l:
BalasHapusitu rohnya terperangkap di boneka teddy bear yach.... hmmm :j:
nchi..bikin novel horor aja deh. :f:
BalasHapusnchiiiii.......... udah ach kerjaan menumpuk, besok mau cuti..... :k:
BalasHapustp ceritanya asyik juga, mau baca lagi ach..... :m:
turut berduka yaa
BalasHapus:e:
tangan ngacung mode on*
BalasHapusitu postingan terbaru emangnya boleh ngasih judul asal goblek gtu??!??! terus juga emang boleh di kasih label 'itu'.. katanya gag bole...?!?!? binun... :(
Maaf chi.....telatttttttttttttttttttt
BalasHapusmaaf yakkkkkkkkkkkkkkk
BalasHapuskereen euy bisa bikin cerpen....
BalasHapuswaduuh itu yaaa bang meong ma sang istri.....nyepaaaam hehehe
maap juga sebelumnya ya
BalasHapusmaksut q nggak nyadur gitu kok
cuma aku juga pernah baca buku yang judulnya
"hujan bulan juli" kalau nggak salah sich
kalu isinya sich ini punya kamu banget dech pokoknya, pure hak cipta kamu
hehehehe
mmmm, ikutan kebelet di sini ahahhh :k: ...
BalasHapus