Day After The Rain

Back to musik. Kemarin sore aku sempat ngobrol-ngobrol sama Jonk soal musik. Semenjak dapat lagunya Olivia Wong dari dia, selera musik itu anak jadi ketahuan, rada klasik sampai kadang dangdutan. Maklum orangnya eror. Tapi kok jadi ngomongin dia sih, Tapi yah kemarin itu anak tumben waras, jadi nyambung diajakin ngomongin soal musik.

Kali ini aku pengen nulis tentang salah satu band indie asal Bali. Nama bandnya Day After the Rain. Band ini terbentuk pada tanggal 7 bulan Juli 2007 di Denpasar. Terdiri dari 6 personel (sesuai biodata mereka di My Space.com), beraliran Piano Rock serta Brit Rock (lagi-lagi versi facebook mereka).







Keknya masih pada brondong-brondong sih dari potonya. Yuk, yang doyan brondong, .
Nggak terlalu banyak sih aku ketahui soal band yang satu ini selain yang bisa kalian baca di website mereka, kecuali sedikit testimonial bahwa band ini dapat juara dua waktu acaranya A Mild Live Wanted 2009 untuk regional Bali dan Nusa Tenggara sekitar bulan April kemarin (sudah aku cek juga ke websitenya A Mild). Selain itu mereka juga jadi band pembuka untuk konsernya Hijau Daun di Kamasutra Bali bulan Juni kemarin. Ada pula contekan tentang acara F3, adopsi dari Pimp My Ride-nya MTV yang memakai mereka sebagai dummy program. Berita berita tentang mereka, bisa dilihat di Day After The Rain.co.cc, tapi sepertinya mereka tidak bisa magabut seperti kita, karena postingan terakhir mereka per Juni 2009.

Nama Day After The Rain sendiri berarti sebuah hidup baru, semangat baru, sebuah hari
baru yang lebih baik dari hari kemarin. Iyah, berbau-bau syair gitu dan jika dibayangkan bagaimana sebuah hari setelah hujan, memang identik dengan aura semangat.

Sebagai seorang penikmat musik, ada tiga hal yang aku sukai dari lagu-lagu mereka. Pertama tentu saja kualitas vokalnya. Mirip-mirip vokalnya The Perishers walau tidak seberat itu. Namun untuk ukuran band lokal Indie, bagiku suara sangat keren, ga kalah dengan Band Band nasional. Lirik, aku suka lirik lagunya Destiny, sangat romantis dan menyentuh. Bagian ketiga yang aku sukai adalah permainan pianonya, suara yang rada serak diiringi piano yang jernih, membuat nuansa melow begitu pekat pada lagu ini. Dan jika didengar sama orang yang patah hati dijamin bakal nangis

Karena band indie, sayang banget aku tidak bisa menemukan vidio mereka di youtube. Kalian bisa dengerin di My Space mereka.
Yang suka bilang suka, yang ga suka (tetep) bilang suka, hii... Jonk aja suka. masak kalian ga, kalau kalian ga suka, berarti selera musiknya (gak) kece, abisnya jonk yang (gak) kece aja suka.
Duh, Kenapa jadi banyak nyebut jonk ya, hiii peace jonk

Sumber: www.myspace.com