Tentang Para Laron
Malam ini udara sedikit dingin karena sudah memasuki musim penghujan. Semenjak membatalkan janji untuk mampir di rumah seorang teman, saya memutuskan untuk diam di rumah, sambil menulisi laptop pinjaman ini dengan segudang personifikasi yang mendesak ingin keluar
Hujan yang mulai turun rupanya mengakhiri siklus para laron di dalam tanah. Seperti kemarin sewaktu dalam perjalanan, jalanan gelap karena pemadaman bergilir hingga satu-satunya penerangan yang ada hanyalah sorot lampu kendaraan.
Para laron yang malang tidak mengenal itu lampu apa, berasal darimana, insting mereka sebagai makhluk sederhana hanya mencari cahaya. Malang mereka, malam itu Tuhan hanya mengirimkan cahaya kendaraan itu saja, sehingga berbondong-bondong mereka terbang menuju cahaya dan memenuhi jalan.
Tetapi apa yang mereka dapat, cahaya hanya sesaat karena para pengemudi tidak akan berbelas kasihan untuk menghentikan kendaraannya barang sejenak agar para laron bisa mendapatkan cahayanya. Satu kendaraan lewat, belasan atau mungkin puluhan anak laron terlindas. Sayap-sayap cokelat mereka beterbangan, lalu terhempas kesana-kemari oleh angin yang menderu akibat laju kendaraan.
Apakah untuk itu mereka lahir ke dunia?
Apakah mereka lahir sia-sia, hanya untuk dilindas dan dijadikan bahan tulisan oleh orang iseng macam saya yang terheran-heran melihat begitu banyaknya mereka dijalanan kemarin?
Rupanya lindasan kendaraan mereka kemarin tidak mengurangi populasi mereka. Kamar saya barusan dipenuhi oleh mereka. Sebagai manusia yang egois, saya mematikan lampu agar mereka keluar. Namun beberapa dari mereka tertarik pada cahaya televisi yang sedang menyala. Mereka disana, entah bagaimana kejadiannya, sayap-sayap mereka rontok hingga hanya tinggal badan hampir sekecil semut. Mereka merayap-rayap di lantai.
Akan jadi apa mereka selanjutnya?
Seberapa lama mereka akan bertahan dengan tubuh rentan itu di alam yang buas ini?
Apakah untuk itu mereka dikirim ke atas?
Cukup mempertanyakan itu karena belum lama tadi, ketika salah satu anak laron itu merayap didepan televise dengan sisa sayap yang menempel, seekor cicak pelan-pelan muncul dari bawah televise dan sekali gerakan menangkap laron yang hidupnya sangat singkat itu di dunia. Betapa malangnya.
Ah, apakah masih mereka bisa saya sebut makhluk malang?
Ada sebuah cerita di kitab Itihasa milik kami. Kalau saya tidak salah ingat, ada sekelompok dewa bersaudara yang melakukan kesalahan hingga harus dihukum dengan dilahirkan menjadi manusia. Merekalah anak Sang Wasudewa, kakak-kakak sang Sri Krisna, yang kemudian dikembalikan lagi ke surga oleh paman mereka yang jahat setelah beberapa jam dilahirkan sebagai manusia. Walau hanya sekejap namun mereka nyatanya menangis saat terlahir sebagai manusia. Dan tangis itu pula yang menjadi penebusan dosa mereka hingga akhirnya bisa kembali menjadi dewa.
Mengingat hal itu, lalu apakah masih bisa saya sebut kalau laron berhidup singkat itu sebagai makhluk yang malang?
Denpasar, 18 desember 2009 jam 9.00 PM
Hujan yang mulai turun rupanya mengakhiri siklus para laron di dalam tanah. Seperti kemarin sewaktu dalam perjalanan, jalanan gelap karena pemadaman bergilir hingga satu-satunya penerangan yang ada hanyalah sorot lampu kendaraan.
Para laron yang malang tidak mengenal itu lampu apa, berasal darimana, insting mereka sebagai makhluk sederhana hanya mencari cahaya. Malang mereka, malam itu Tuhan hanya mengirimkan cahaya kendaraan itu saja, sehingga berbondong-bondong mereka terbang menuju cahaya dan memenuhi jalan.
Tetapi apa yang mereka dapat, cahaya hanya sesaat karena para pengemudi tidak akan berbelas kasihan untuk menghentikan kendaraannya barang sejenak agar para laron bisa mendapatkan cahayanya. Satu kendaraan lewat, belasan atau mungkin puluhan anak laron terlindas. Sayap-sayap cokelat mereka beterbangan, lalu terhempas kesana-kemari oleh angin yang menderu akibat laju kendaraan.
Apakah untuk itu mereka lahir ke dunia?
Apakah mereka lahir sia-sia, hanya untuk dilindas dan dijadikan bahan tulisan oleh orang iseng macam saya yang terheran-heran melihat begitu banyaknya mereka dijalanan kemarin?
Rupanya lindasan kendaraan mereka kemarin tidak mengurangi populasi mereka. Kamar saya barusan dipenuhi oleh mereka. Sebagai manusia yang egois, saya mematikan lampu agar mereka keluar. Namun beberapa dari mereka tertarik pada cahaya televisi yang sedang menyala. Mereka disana, entah bagaimana kejadiannya, sayap-sayap mereka rontok hingga hanya tinggal badan hampir sekecil semut. Mereka merayap-rayap di lantai.
Akan jadi apa mereka selanjutnya?
Seberapa lama mereka akan bertahan dengan tubuh rentan itu di alam yang buas ini?
Apakah untuk itu mereka dikirim ke atas?
Cukup mempertanyakan itu karena belum lama tadi, ketika salah satu anak laron itu merayap didepan televise dengan sisa sayap yang menempel, seekor cicak pelan-pelan muncul dari bawah televise dan sekali gerakan menangkap laron yang hidupnya sangat singkat itu di dunia. Betapa malangnya.
Ah, apakah masih mereka bisa saya sebut makhluk malang?
Ada sebuah cerita di kitab Itihasa milik kami. Kalau saya tidak salah ingat, ada sekelompok dewa bersaudara yang melakukan kesalahan hingga harus dihukum dengan dilahirkan menjadi manusia. Merekalah anak Sang Wasudewa, kakak-kakak sang Sri Krisna, yang kemudian dikembalikan lagi ke surga oleh paman mereka yang jahat setelah beberapa jam dilahirkan sebagai manusia. Walau hanya sekejap namun mereka nyatanya menangis saat terlahir sebagai manusia. Dan tangis itu pula yang menjadi penebusan dosa mereka hingga akhirnya bisa kembali menjadi dewa.
Mengingat hal itu, lalu apakah masih bisa saya sebut kalau laron berhidup singkat itu sebagai makhluk yang malang?
Denpasar, 18 desember 2009 jam 9.00 PM
hmmm.. pertanyaan Akan jadi apa mereka selanjutnya? jawabannya bisa jadi adalah REMPEYEK LARON. ini termasuk wisata kuliner [agak] ekstrim yang ga sedikit orang doyan makannya.
BalasHapusYah paling ga meskipun hidupnya cuma sejenak, tapi mampu bikin kenyang beberapa orang..
hihihihihi
horeee.... slametan nanggap wayang 7 hari-7 malam bisa pertamax disini...
BalasHapusapakah KETIGAX masih milik saya...
BalasHapuspamit yaa say.. :-*
kalau mbak negliatnya dari segi gmn akhir hidup sebuah laron, mgkn iya bisa dikatakan makhluk yang malang...
BalasHapusayo coba liat dari segi lain, masih malang ga ya ssi laron.... ^_^
wah berat nih postingannya pagi ini...........saya sendiri juga sering bertanya apa peran atau fungsi mereka lahir ke bumi......cuma sebagai penyambung rantai makanan.....atau ada maksud lain?!?!?!
BalasHapusmungkin saja 2012 ini dunia kiamat tertutup laron.....(mungkin)hehehehehe
Ada satu ritual unik yang dilakukan oleh laron-laron tersebut dan tampaknya ritual ini adalah bagian dari ”tarian hidup” yang harus mereka mainkan untuk mencapai kesempurnaan ”kelaronan” mereka dan ini berlaku universal untuk seluruh bangsa laron di dunia. Ritual unik yang mereka lakukan adalah terbang mendekati cahaya, berputar-putar mengelilingi sumber cahaya , menabrakkan diri, jatuh kelantai, terkulai dan mati, sebanyak yang terbang sebanyak yang mati. Apakah perilaku ini adalah kompensasi dari berlama-lamanya mereka hidup dalam kegelapan dan kepengapan ?. Wallahualam, namun seorang teman yang ahli biologi mengatakan bahwa ritual laron mendekati cahaya adalah untuk menghangatkan tubuh dan kawin.
BalasHapuskadang yang hidupnya sesaat itu lebih berkah bagi alam dan kehidupan disekitarnya daripada yang hidupnya sampai 80an tahun.
BalasHapustak ada yang malang atau sia-sia dari ciptaannya, asalkan tetap ada di garis takdirnya.
Aku jarang ol kalau malam karena banyak laron...
BalasHapusTumben postingan tentang percikan perenungan..
BalasHapusmantap chi.
Laron hidupnya cuma sebentar
BalasHapusdatang biasanya sesudah hujan, lalu pergi lagi entah kemana
aku kadang juga heran
apa manfaat laron untuk manusia?
Tuhan selalu menciptakan umatnya dengan peran dan funsi masing2
tapi aku belum menemukan fungsi itu..
mungkin sebuah rahasia
di rumah juga bnyk laron. kdg mereka menganggu sekali. tetapi mereka memang mangsa para cicak tuh.
BalasHapustp dhe tetap ga suka laron,.. hikz.. hikz.. T_T
BalasHapusAku ga suka laron, Chi..
BalasHapusKalo kunang2...bolehlah :P
Have a nice weekend :)
masa depan mereka akan jadi peyek... >,<
BalasHapusitik bali pake nanya lagi manfaat laron bagi manusia...
BalasHapussalah satunya ya jadi peyek di warteg kali.. trus manfaatnya ya jadi bahan postingan blog si nchi ini, dududz!
aku juga ga suka sama laron,, mengganggu euy!! tapi apa iya kata bang zujoe,, kalo bakal jadi peyek yah?! emg ada yah?!
BalasHapusaku ga' suka ma Laron...,
BalasHapusanyway pY weekend...
Ke tanah abang beli mangga
BalasHapusHarganya 7 juta
Capcus banget postingannya
Bikin kesengsem hati hamba
(Pantun: mode LEBAY)
Salam ‘Blog’!!
Bagaimana kabar mba? Semoga sehat-sehat saja..
Ngemeng2 ttg post di atas...Laron makhluk yang malang??? Ehm adaiyanya ada ngga'nya. tergantung dari segimana kita melihatnya...
Yah,sejujurnya kita manusiajuga bisa disebut makhluk malang, TERGANTUNG dari siapa dan apa melihatnya.....
Capcus dah pokoknya ^_^_^_^
-_-_-_-_-_-_-”Cosmorary” -_-_-_-_-_-_-
-_-_-_-_-_-_-Cosmopolitan-_-_-_-_-_-_-
-_-_-_-_-_-_-_-_-And -_-_-_-_-_-_-_-_-
-_-_-_-_-_-_-_-Literary -_-_-_-_-_-_-_-
Ttd: aviorclef - www.cosmorary.com
“”Jaga badan selalu, setiap hari, biar tetap sehat, supaya tetap bisa bloging, writing, posting, walking, praying, eating, singing, and ngisssssing, ops…sory…””
Kunjungan Perdana.
BalasHapusHappy weekend
laron sering muncul disaat musim hujan, dan musim ujan emang musimnya kawin (dingin soalnya) n rumah mereka pada basah hingga akhirnya rame2 cari tempat hangat n terang. nah kalau pas gak musim hujan mereka tetap dirumah mereka yg asli (tapi gak tau alamatnya)...artinya siklus hidup mereka emang udah diatur spti itu n buat apa mereka diciptakan hanya Tuhan yg tau, kadang kita manusia aja gak tau kenapa sampe dilahirkan kedunia :)
BalasHapusaku nggak suka laron
BalasHapusgeli sama bentuknya
laron jadi capnya kecap khas kotaku nchi...
BalasHapuslaron juga bisa dimakan (kalo doyan)
yah.. tapi tetep aku juga miris ngelihat mereka yang kehilangan sayap terus jalan-jalan kayak semut. yang kupertanyakan : kenapa sayap mereka sangat rapuh? ngga kayak burung, atau kupu-kupu deh seenggaknya.. yg lebih solid untuk terbang.
salam sejahtera
BalasHapussetiap makhluk
di dunia ini yang diciptakan oleh Tuhan pasti ada gunanya
ea khan??
kasihan ma laron
salam sejahtera
hehm.. dalem juga yah.. saya juga pernah mempunyai pertanyaan yang sama.. buat apa sih laron keluar dari dalam tanah.. apakah mereka keluar hanya untuk bunuh diri...???
BalasHapustapi mungkin mereka beruntung, karena hanya sementara saja hidup di dunia fana ini,... hehehehehe... segeralah terbang ke surga wahai laron.. dan jadilah bidadari yang cantik disana...
tulisanmu manis sekali
BalasHapusYakinlah setiap makhluk hidup didunia mempunyai fungsi masing2 pun dengan laron-laron itu
BalasHapusmampir lagiii...
BalasHapusada awadr buat mbak tuh... liat dan ambil di blogku yaa....
di sini : http://ferdifauzan.blogspot.com/2009/12/berbagi.html
makasih banyaaaakkkk.... ^_^
I'll call u dear, no worries.
BalasHapusGek likes this. :)
Nice posting. Salam kenal.
BalasHapusLaron???... ehmm
Setiap Makhluk Hidup sudah ditentukan takdir nya sblum mereka lahir di Dunia ini... Tuhan menciptakan laron pasti mempunyai tujuan dan mamfaat bagi Manusia.. Mungkin kita saja yang tidak mengetahuinya..
BalasHapusJadi ga ada yang sia-sia di Bumi ini dan Tak ada Makhluk yang malang di Dunia ini, :)
kali ini cuma mampir :)
BalasHapussalam kenal ya :)
laronnya dipeyek ae chi trus dijual *Rp..Rp..Rp..*
BalasHapuslaron suka cahaya soalnya dirumahnya gelap
BalasHapuswah laron di kampung saya sering dibikin keripik xixixixi
BalasHapuslaron keliatannya lemah kalo sendiri
BalasHapuslah kalo segerobak gak lemah dong
malah bikin geli
woow.. inspirasi yang manis banget euy, tentang si mahkluk sosial isoptera termitidae.. luar biasa, aku sendiri malah jarang berpikir lebih tentang tingkah laku hewan mungil ini dan hubungannya dengan cahaya.. hmmmm.. mantap..! ^^
BalasHapusmengejar cahaya, bercinta, lalu mati dimakan cicak. mereka pun bahagia. (mungkin).
BalasHapustulisan yang bagus chi.
chi...ada award buatmu, say. semoga kamu belum punya yang itu. atau udah ya ?
http://wanodyayu.blogspot.com/2009/12/euforia-awal-tahun.html
1 pertanyaanku nchi, ntu laptop kamu pinjam dari siapa???? hehehehe
BalasHapusya setidaknya dengan adanya laron hidup ini masih bisa merasa ramai karena laron lebih menghargai cahaya daripada PLN yang cuma bisa membuat lampu mati bergilir..... ^^
BalasHapusposting yang penuh makna dan sangat menyentuh. tapi mungkin karena saya cowok jadi nggak terlalu ngerti tentang hal2 seperti ini.
BalasHapuscome to Blog Bisnis
laron adalah binatang yang sangat kuat!!!!!!!!!!!!!!
BalasHapuslaron kecil yang agak menyebalkan...,,,
BalasHapus:D
alasan ilmiahnya kenapa kok suka mendekati cahaya?
BalasHapushai salam kenal
BalasHapusblog walking cari foto serangga laron untuk referensi bikin komik
eh dapat di sini
trims
oke salam pertemanan saja...^_^
laron itu adalah rayap bersayap...jadi kalo ada laron mending dibasmi aja..kalo ga ya dia masuk ke lubang tanah dan berkembang biak jadi rayap..ngabisin kayu dirumah...
BalasHapus