Rencana Denominasi Nilai Rupiah
Mungkin yang suka menonton kartun Upin dan Ipin pernah melihat episode dimana Susanti yang baru pindah dari Jakarta membayar ayam goreng dagangan Si Mail dengan uang Rupiah. Mail bingung saat memberi kembalian karena nominal yang tercetak di uang itu adalah 10.000 sementara ayamnya seharga 1 - 2 ringgit.
Nilai rupiah benar-benar turun dibandingkan nilai beberapa uang negara lain. Sebut saja Malaysia, seperti pada tayangan film diatas, satu ayam goreng di Malaysia berharga 1 sampai 2 ringgit sementara di Indonesia satu paha ayam goreng bernilai sampai 10.000 rupiah. Hal ini menunjukan bahwa inflasi di Indonesia lebih tinggi daripada negara lain sehingga mengakibatkan turunnya nilai uang dan pemborosan angka nol pada mata uang kita.
Karena itulah maka pemerintah berencana untuk melakukan denominasi kembali atau redenominasi terhadap nilai Rupiah. Denominasi atau yang disebut Sanering pernah terjadi pada era orde lama yaitu sekitar tahun 1965.
Denominasi kali ini adalah program yang akan memangkas tiga angka 0 dibelakang satuan uang. Uang Rp 1.000 akan menjadi Rp. 1. Begitu pula pecahan-pecahan yang lain, sehingga kemungkinan kita yang seumur-umur hanya melihat nilai sen di rekening, akan menggunakannya dalam kehidupan nyata.
Rencana denominasi ini sudah mulai direncanakan sejak tahun 1999 dan akan didanai dari Surat Utang Negara (SUN). Penyebab denominasi ini adalah untuk mencegah terbitnya nilai uang yang lebih besar karena tingginya inflasi nilai Rupiah di Indonesia.
Namun kapan denominasi akan dilaksanakan, hal itu belum pasti. Hanya saja jika hal ini terjadi, maka akan ada biaya lagi untuk mencetak uang, sosialisasi serta menarik uang lama dari peredaran.
Tetapi intinya, denominasi terjadi atau tidak, mungkin pengaruhnya hanya pada citra nilai rupiah bagi dunia, karena perekonomian akan tetap sama. Nilai barang akan disesuaikan dengan nilai uang, dan walau biaya hidup terlihat jauh lebih kecil tetapi volume barang yang kita konsumsi akan tetap sama.
Tapi, hayah... lucu juga ya kalau beneran terjadi. Yang gajinya dua juta bakal jadi dua ribu, hiii... lucuuu
(dari berbagai sumber)
Nilai rupiah benar-benar turun dibandingkan nilai beberapa uang negara lain. Sebut saja Malaysia, seperti pada tayangan film diatas, satu ayam goreng di Malaysia berharga 1 sampai 2 ringgit sementara di Indonesia satu paha ayam goreng bernilai sampai 10.000 rupiah. Hal ini menunjukan bahwa inflasi di Indonesia lebih tinggi daripada negara lain sehingga mengakibatkan turunnya nilai uang dan pemborosan angka nol pada mata uang kita.
Karena itulah maka pemerintah berencana untuk melakukan denominasi kembali atau redenominasi terhadap nilai Rupiah. Denominasi atau yang disebut Sanering pernah terjadi pada era orde lama yaitu sekitar tahun 1965.
Denominasi kali ini adalah program yang akan memangkas tiga angka 0 dibelakang satuan uang. Uang Rp 1.000 akan menjadi Rp. 1. Begitu pula pecahan-pecahan yang lain, sehingga kemungkinan kita yang seumur-umur hanya melihat nilai sen di rekening, akan menggunakannya dalam kehidupan nyata.
Rencana denominasi ini sudah mulai direncanakan sejak tahun 1999 dan akan didanai dari Surat Utang Negara (SUN). Penyebab denominasi ini adalah untuk mencegah terbitnya nilai uang yang lebih besar karena tingginya inflasi nilai Rupiah di Indonesia.
Namun kapan denominasi akan dilaksanakan, hal itu belum pasti. Hanya saja jika hal ini terjadi, maka akan ada biaya lagi untuk mencetak uang, sosialisasi serta menarik uang lama dari peredaran.
Tetapi intinya, denominasi terjadi atau tidak, mungkin pengaruhnya hanya pada citra nilai rupiah bagi dunia, karena perekonomian akan tetap sama. Nilai barang akan disesuaikan dengan nilai uang, dan walau biaya hidup terlihat jauh lebih kecil tetapi volume barang yang kita konsumsi akan tetap sama.
Tapi, hayah... lucu juga ya kalau beneran terjadi. Yang gajinya dua juta bakal jadi dua ribu, hiii... lucuuu
(dari berbagai sumber)
dudz...
BalasHapusudah lama g nyepam di sinih, kangen jugaaa
BalasHapusbelum ada yah nemenin nyepam kan???
BalasHapusjadi biar tika abisin spam-nya :P
BalasHapusudah ah 5 aja dadah mantu
BalasHapussiap-siap bagi tukang palsu uang,, ada peluang bagus nih kayaknya :)
BalasHapusloh
BalasHapusberarti yg ratusan g berlaku yah.. ^^
hahaha... bener juga yaahh, rasanya aneh deh iihh... masa' gaji ntar jadi dua ribu, waduuhh.. kalo sekarang ntuh mah cuma cukup naek angkot sekali doang xD
BalasHapusthemesnya ok banget. salam kenal
BalasHapusawalnya saya kira mau ngangkat cerita upin dan ipin..
BalasHapusternyata..
bentul juga tuh..
jauh banget kan 1 ringgit, 10000
haduhhh.. majulah indonesiaku..
aneh ngga aneh...harus diikutin juga gpp gaji jadi dua ribu ....
BalasHapuswahhhh....
BalasHapussiap2 jadi orang miskin nih...
xixixix....
moga tidaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkk!
BalasHapus:-))
owhhh mungkin bisa juga disetarakan dengan dolar ya?
BalasHapusbiar satu dolar = 1 rupiah
terdengar keren gitu
Wah bahaya tuh, terus isi celelengkanku gimana dong :D
BalasHapusLagi bingung aja
BalasHapusberapa nanti uang jajanku sehari
3 juta?? wwwoww fantastik..
Nchi, sekali lagi bisa minta tolong ya..
blogku yang http://itikbalis.blogspot.com linknya minta tolong diganti jadi http://www.itikbali.com ya
tengkyu sebelumnya
ampun jangan ampe terjadi deh, nilai tukar dolar jadi ancur dong wkwkwkwk, btw tq infona :)
BalasHapusAh..jadi gak keren mbak.
BalasHapusNominal'nya jadi kecil, wkakakaka...
Wakakakakakaka.....
BalasHapustapi asik juga, jadinya ga capek liat nol banyak2.... hehehhe
wahhh..citra-citra an lagi ya? hmmm..kalo berguna bagi perekonomian, maka ga masalah..mungkin yang harus dipikirin adalah gimana siy kita ini makmur..gito loh..hihihi..thanks infonya, baru tahu niy saya...
BalasHapuswuaaah... harga kue gorengan jadi Rp 1 dong Cik
BalasHapusnah itu yang kupikirkan gilingan booo...uangku sejetong jadi seribuuu huaaaa *nangis bombay* kek nya blm akan dilaksanakan dalam waktu yang sesingkat2nya dah :d wkwkwkkw
BalasHapusdatang lagi, lihat nilai rupiah...^^
BalasHapusah jangan dounk..... bisa tewas tuh yang punya tabungan triliyun di bank. :)
BalasHapusorang2 ini goblok ato gimana ya...
BalasHapusKlo uang lu di bank ada 2 juta, jadi 2000, kan sama aja.... Byar angkot bukan tetap 2000, tapi ya 2 rupiah aja...
beralihlah ke aset riil seperti emas...
BalasHapusRencana...?
BalasHapuskonfol
BalasHapuskayaknya ok juga... biar gak bawa angka nol kemana-mana jadinya enteng...
BalasHapusHiks ....hiks...hikss, nasib...ya nasib gaji gue jadi cuman 500 perak dunk, kalah dech sama pengamen....
BalasHapusGw baca byk pakar khawatir akan ada kepanikan kalo redenominasi jadi dilaksanakan. Tadinya gw pikir, ah ini terlalu dibesar-besarkan. Kan skrg ini pendidikan org indonesia sudah lumayan baik dibanding tahun 65. Mereka ga akan panik. Tapi setelah baca komen di sini, gw jadi pesimis. Di atas sampai ada yg bilang gobl*k. Gw ga ngerti pikiran orang-orang yang resisten ini. Coba deh kalian pergi ke malaysia ato kemana gt trus tukar duit rupiah kalian. Saya aja sampai malu saking rendahnya nilai rupiah.
BalasHapusGa papa.. lah..
BalasHapussebaiknya emang gitu, biar ga pusing ngitung nilai uang. :)
Hmmm, tapi terpikir juga olehku,
BalasHapusApa emang benar ini jalan penyelesaiannya. Kasihan angka nol itu mesti jadi martir kerakusan para koruptor.
Coba saja, kalau kebiasaan makan duit para penjahat, eh...salah maksudnya pejabat itu diampet, ditahan. Gaya hidup dibikin sederhana gak pake gengsian. Gak bakalan duit jadi rusak nilainya.
Kebiasaan utang (luar negeri) juga mesti dihentikan tuh. Utang kok bangga... mestinya para penguasa (bukan pemimpin sih) mikir jalan lain selain utang. Lihat aja tetangga Malaysia (jangan berantemnya doang), lepas dari kontroversinya sang pemimpin di sana, mereka bisa lolos dari jebakan krisis. Duit bisa selamet, gak pake mencetak duit dengan nol banyak.
Lihat juga kalau masalah redenominasi ini tidak berdiri sendiri dan nongol begitu saja. Lihat hari kemarin, sejak awal krisis ekonomi dulu. Sejak IMF nyusup ke Indonesia tercinta, sejak para pejabat bermasalah malah diangkat jadi penentu arah negara, bahkan ada yang jadi centeng bank dunia.
Kemarin-kemarin napa juga dicetak angka besar dilembaran rupiah itu. Siapa suruh, awas, jangan nyalahin keadaan, itu kebiasaan orang tak bertanggungjawab kan. Giliran sudah jadi, mau disetip nolnya. Wuihh...cape deh
Boleh saja disetip nolnya, tapi jangan sampai hal itu dijadikan sebagai media pengalihan perhatian masyarakat dari kebodohan sekaligus kejahatan para pemegang amanat rakyat dalam menjalankan roda ekonomi dan politik dan semuanya.
Wallahu a’lam...