Belanja? Asyik......
Ah, bagi kawan blogger hal ini mungkin bukan hal asing lagi. Tapi kalau belanja online bagaimana? Melakukan salah satu surgawi dunia tanpa harus repot-repot ke luar rumah, panas-panasan atau mengantri di meja kasir. Prosesnya mudah, hanya berkunjung ke toko online misalnya Shop Wiki, lalu pilih barang sesuai kebutuhan, pencet mouse, bayar dan tara.. beberapa hari kemudian barang yang diinginkan datang.
Tapi masak iya semudah itu?
Aku sendiri sih memang belum pernah belanja online, misalnya membelikan Sepeda kecil untuk Si cantik (perkenalkan, keponakanku namanya Si cantik) di , atau seperti kemarin waktu beli buku Roald Dahl untuk ulang tahun teman. Mungkin karena (jujur) aku tidak punya kartu kredit atau acara belanja begini belum umum di Bali, aku lebih memilih untuk mengunjungi toko.
Satu hal yang bikin ngeri kalau belanja online, apa iya barangnya beneran datang setelah kita bayar? atau, apa kualitasnya bagus dan sesuai dengan yang diinginkan? atau kalau misalnya barangnya rusak, kemana kita harus komplain dan menuntut garansi? Hahaa... yah, aku memang mengidap sindrom kuperisasi, sedikit bodoh tapi banyak pintarnya.
Namun secara logika, sebagai seorang konsumen kita harus kritis, terutama dalam belanja online seperti ini. Apalagi sebagian besar Toko online meminta pembayaran dilakukan di awal, entah itu lewat kartu kredit ataupun transfer rekening. Resikonya semakin besar kalau terjadi penyadapan data kartu kredit.
Tadi aku sempat jalan-jalan di google. Katanya telah didirkan sebuah organisasi yang dikenal dengan CASE (Consumers Association of Singapore)oleh CommerceNet Singapore. Organisasi ini tugasnya menjadi seperti konsultan konsumen, entah itu memberikan informasi, edukasi serta perlindungan bagi konsumen. Sebuah sistem berkembang dari organisasi ini, dikenal dengan CASE TRUST yang melindungi konsumen dalam transaksi perdagangan biasa ataupun melalui website
Lalu Indonesaia bagaimana? Hmm.. memang ada Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)yang berfungsi menampung keluhan konsumen dan membantu konsumen melakukan klaim terhadap produsen yang telah merugikan konsumen. Namun kegiatannya belum seluas CASE TRUST.
Terlepas dari adanya yayasan tersebut, kita sebagai konsumen harus lebih pintar dan kritis demi kebaikan kita sendiri. Berbagai tips bisa kita lakukan saat belanja online. Bisa diawali dengan mencari kebijakan privacy situs belanja tempat kita berbelanja. Perusahaan tersebut harus memberitahukan konsumen informasi apa yang dikumpulkan, bagaimana menggunakannya dan apakah akan menjual atau memberikan informasi tersebut kepada yang lain. Bagian ini mengingatkanku pada kejadian seorang teman saat aplly kartu kredit, yang ternyata datanya diinformasikan ke pihak lain sehingga temanku dapat penawaran yang berhubungan dengan kartu kreditnya.
Selain itu kita juga perlu meminta jaminan kepada seller, bahwa barang yang dijual bukan barang Reject ataupun jaminan uang kembali 100% jika hal itu tidak dipenuhi. Meminta identitas seller baik itu nomer telpon atau keterangan lain hingga memudahkan kita untuk berkomunikasi (biasanya kan sebuah toko online yang baik akan memberikan nomer telpon secara sukarela yang bisa memudahkan kita menghubungi mereka).
Duh, kok panjang ya... biar ga panjang, mungkin tips belanja online dari Komisi perdagangan Amerika (FTC)bisa dilihat di sini dan jadilah konsumen pintar. Atau jika belum pintar, belajar (sambil main bisa loh) lagi biar lebih pintar.
Btw, Henny YCsudah sampaikah kiriman hapenya? hiiii
Tips dari berbagai sumber
Tapi masak iya semudah itu?
Aku sendiri sih memang belum pernah belanja online, misalnya membelikan Sepeda kecil untuk Si cantik (perkenalkan, keponakanku namanya Si cantik) di , atau seperti kemarin waktu beli buku Roald Dahl untuk ulang tahun teman. Mungkin karena (jujur) aku tidak punya kartu kredit atau acara belanja begini belum umum di Bali, aku lebih memilih untuk mengunjungi toko.
Satu hal yang bikin ngeri kalau belanja online, apa iya barangnya beneran datang setelah kita bayar? atau, apa kualitasnya bagus dan sesuai dengan yang diinginkan? atau kalau misalnya barangnya rusak, kemana kita harus komplain dan menuntut garansi? Hahaa... yah, aku memang mengidap sindrom kuperisasi, sedikit bodoh tapi banyak pintarnya.
Namun secara logika, sebagai seorang konsumen kita harus kritis, terutama dalam belanja online seperti ini. Apalagi sebagian besar Toko online meminta pembayaran dilakukan di awal, entah itu lewat kartu kredit ataupun transfer rekening. Resikonya semakin besar kalau terjadi penyadapan data kartu kredit.
Tadi aku sempat jalan-jalan di google. Katanya telah didirkan sebuah organisasi yang dikenal dengan CASE (Consumers Association of Singapore)oleh CommerceNet Singapore. Organisasi ini tugasnya menjadi seperti konsultan konsumen, entah itu memberikan informasi, edukasi serta perlindungan bagi konsumen. Sebuah sistem berkembang dari organisasi ini, dikenal dengan CASE TRUST yang melindungi konsumen dalam transaksi perdagangan biasa ataupun melalui website
Lalu Indonesaia bagaimana? Hmm.. memang ada Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)yang berfungsi menampung keluhan konsumen dan membantu konsumen melakukan klaim terhadap produsen yang telah merugikan konsumen. Namun kegiatannya belum seluas CASE TRUST.
Terlepas dari adanya yayasan tersebut, kita sebagai konsumen harus lebih pintar dan kritis demi kebaikan kita sendiri. Berbagai tips bisa kita lakukan saat belanja online. Bisa diawali dengan mencari kebijakan privacy situs belanja tempat kita berbelanja. Perusahaan tersebut harus memberitahukan konsumen informasi apa yang dikumpulkan, bagaimana menggunakannya dan apakah akan menjual atau memberikan informasi tersebut kepada yang lain. Bagian ini mengingatkanku pada kejadian seorang teman saat aplly kartu kredit, yang ternyata datanya diinformasikan ke pihak lain sehingga temanku dapat penawaran yang berhubungan dengan kartu kreditnya.
Selain itu kita juga perlu meminta jaminan kepada seller, bahwa barang yang dijual bukan barang Reject ataupun jaminan uang kembali 100% jika hal itu tidak dipenuhi. Meminta identitas seller baik itu nomer telpon atau keterangan lain hingga memudahkan kita untuk berkomunikasi (biasanya kan sebuah toko online yang baik akan memberikan nomer telpon secara sukarela yang bisa memudahkan kita menghubungi mereka).
Duh, kok panjang ya... biar ga panjang, mungkin tips belanja online dari Komisi perdagangan Amerika (FTC)bisa dilihat di sini dan jadilah konsumen pintar. Atau jika belum pintar, belajar (sambil main bisa loh) lagi biar lebih pintar.
Btw, Henny YCsudah sampaikah kiriman hapenya? hiiii
Tips dari berbagai sumber
tika belanja online tuh buat beli buku,soalnya suami paling males kalo di ajak ke toko buku :D
BalasHapuswaahhh ini paid review bukan? aku sih lom pernah belanja online... ehh dah pernah kayaknya tapi lupa kapan...
BalasHapusingat gak chi... kapan ya aku belanja online?
belanja online biasanya aku sih cmn buku doang...
BalasHapustinggal diliat aja say apakah itu blog yg bener ato bukan...
btw si henny udh trima kok hape nya ahahah...
aku lebih suka belanja di mal ketimbang beli ol. lebih seru aja. ngeliat langsung produknya dan bisa milih2. terus kl gak ada duit, ppd aja alias pegang2 doang.
BalasHapuswaduh belnja yak,, sayah tak punyak uang banyak untuk melakukan hal seperti itu.... buat makan ajah susuah :P hahahaha
BalasHapusBelum pernah tuh.
BalasHapusKalau beli nasi bisa gak ya ?
belanja online memang enak. tp kadang barang ilang di tengah jalan. hehehehe...
BalasHapussalam kenal ya mba..
lebih suka belanja ke toko2 kecil, butik atau mall apalagi kalo ada diskon hahahha apalagi kalo lewat online ngga yakin cocok di badan aku huhu
BalasHapusbelanja online gitu ya...baru tahu...gaptek nih...hehe
BalasHapusak biasanya suka belanja online kalo mo beli vcd dorama jepang aja... itu juga sama 1 tempat yang mang dah ga diragukan cara kerjanya... berawal dr temenku yang kasitau...
BalasHapusmakanya aman sentosa mpe sekarang.. paling ga 2 bulanan beli...untungnya ga da masalah....
pernah beberapa kali belanja online! :D buat buku aja sih biasanya... kalau yang buat dipakai biasanya ngga, takut ga sesuai...
BalasHapuspercaya aja dan semoga kepercayaannya berbuah baik :D
eh mba salam kenal lagi ya ;)
ayo belanja di shop wiki :D
BalasHapusheuheuheu, shop wiki punya saya hangus neh, males banget ngerjaiinya :P
saya sering belanja online karena menurutku lebih praktis, dan sukurlah belum pernah kena tipu. klo soal keterlambatan pengiriman itu wajarlah asal ga terlalu molornya.
BalasHapusnamun biasanya saya colling dulu ke salesnya sebelum transfer duit untuk memastikannya.
Aku malah gak pernah coba.. Mau beli apaan coba? Wong gak punya duit! Wkwkwkwk
BalasHapusWah, belum pernah nyoba.. Belanja aja jarang2, wakakakaka...
BalasHapushenny juga suka belanja online. tapi biasanya bukan barang-barang yang berukuran besar.misalnya buku, pakaian.
BalasHapusudah dapet kok hapenya,,udah diposting juga, dan foto-foto pake itu di blog resep punya henny
waaah, sbelum lahiran dulu aku udah puasss bgt belanja belenji online di Multiply. ga cuma belanja, jualan juga barang2 2nd. abis ngiler liat orang dg mudahnya jual barang2 2nd mereka, aku ikut2an deh, lumayan juga ternyata. someone's trash could be someone else's treasure, rite?
BalasHapuskalo skrg mah udah ga da budget, hihihi...
Oalaaa...mocca...ngaku kuper ternyata pinter crita ya....
BalasHapusaku salah satu pencinta belanja online deh..soalnya diaceh susah cari barang2 bagus dan murah..liat2 ahh
BalasHapusiya juga ya apa bisa dipercaya tuch belanja online.... aq sich emang belum pernah nyobain..... ya abisnya takut gak sesuai sama keinginan.... :D
BalasHapuskalo aku sendiri sih belum pernah ya. Tapi suami yang sering. Waktu mau beli kamera dia beli lewat internet. Tapi via Kaskus. Forum jual beli gitu.
BalasHapus