Bantal Saya Hilang, Pak
Ibu Sari melangkah cepat menuju kantor polisi. Wajahnya merah padam, keringat mengucur seiring dengan langkahnya yang cepat. Ia panik, sangat khawatir, nampak dari caranya memegang dompet.
Setibanya di kantor polisi, ia langsung menggebrak meja. "Pak, saya mau melaporkan kehilangan!" kata Bu Sari cepat.
Pak polisi siap dengan pulpennya, lalu membuka buku. "Apa yang hilang, Bu?"
Bu Sari menelan ludah. "Bantal saya,"
Pak polisi melotot, "Bantal?"
"Iya, Bantal saya. Baru saya pulang, rumah saya sudah dalam keadaan terbuka. Ketika saya tengok ke kamar, ternyata bantal guling saya hilang."
Pak polisi berpikir sejenak. "Ada barang lain yang hilang?"
"Ada, teve saya hilang."
"Teve? Tapi kenapa Ibu hanya melaporkan bantal ibu saja?"
Bu Sari diam sejenak. "Karena.. karena harga bantal saya lebih mahal dari teve, Pak."
Dahi pak polisi berkerut. Dalam bayangannya ada sebuah bantal emas, dengan sayap mengkilat dan melayang-layang. "Bagaimana bisa bantal Ibu lebih mahal dari Teve? "
"Karena bantal saya terbuat dari uang, Pak!"
Pak polisi masih tak mengerti. "Memang semua barang dibuatnya dari uang, Ibu! Kapasnya beli pake uang, benang pake uang, kain pake uang..."
"Bukan begitu, Pak! Itu bantal celengan saya! isinya uang semua!"
Pak polisi hanya melongo. Membayangkan, sebuah bantal dengan bahan pengisi berupa uang.
ini percobaan, merambah ke genre lain.keknya ga seru hikss
Setibanya di kantor polisi, ia langsung menggebrak meja. "Pak, saya mau melaporkan kehilangan!" kata Bu Sari cepat.
Pak polisi siap dengan pulpennya, lalu membuka buku. "Apa yang hilang, Bu?"
Bu Sari menelan ludah. "Bantal saya,"
Pak polisi melotot, "Bantal?"
"Iya, Bantal saya. Baru saya pulang, rumah saya sudah dalam keadaan terbuka. Ketika saya tengok ke kamar, ternyata bantal guling saya hilang."
Pak polisi berpikir sejenak. "Ada barang lain yang hilang?"
"Ada, teve saya hilang."
"Teve? Tapi kenapa Ibu hanya melaporkan bantal ibu saja?"
Bu Sari diam sejenak. "Karena.. karena harga bantal saya lebih mahal dari teve, Pak."
Dahi pak polisi berkerut. Dalam bayangannya ada sebuah bantal emas, dengan sayap mengkilat dan melayang-layang. "Bagaimana bisa bantal Ibu lebih mahal dari Teve? "
"Karena bantal saya terbuat dari uang, Pak!"
Pak polisi masih tak mengerti. "Memang semua barang dibuatnya dari uang, Ibu! Kapasnya beli pake uang, benang pake uang, kain pake uang..."
"Bukan begitu, Pak! Itu bantal celengan saya! isinya uang semua!"
Pak polisi hanya melongo. Membayangkan, sebuah bantal dengan bahan pengisi berupa uang.
ini percobaan, merambah ke genre lain.keknya ga seru hikss
Ini tidak lucu, tapi keren
BalasHapussenyum aja sih. soalnya dah bisa nebak, pasti itu bantal berisi uang. tapi not bad kok.
BalasHapusKok bisa ya bantal nya hilang....?
BalasHapussalam kenal ya
memebaca sepenggal paragraf saya sudah bisa nebak alur ceritanya, kekekeke...., hebat ya daku *truing2*
BalasHapusoalah oalah, bantal ajah dilaporin, gmn kalo guling yap?dilaporin jg ga yap? hehehe :D
BalasHapusPERCOBAAN GAGAL, HUAHUAHAUAHU :((
BalasHapusBALIK GENRE AJ AHH.... HEHEH
Masih jaman nyimpen duit di dalam bantal hahahahahahaha
BalasHapuswah gak nyangka ya,endingnya keren banget,gak nebak aku,sip,teruslah berkarya
BalasHapusperlu diselidiki tuh duitnya aseli pa palsu..
BalasHapusWakakakkkakakakaka...
BalasHapusSaking kayanye ampek bantal isi uang,,,
.
.
.
cengar-cengir sambil membayangkan.