Senin, 11 Mei 2009

09.40.00

Bintang Ungu

Pernah ada cahaya bintang ungu yang datang pada suatu malam, dengan kerling indah dan menawan.

Cahaya di ujung jalan? harapan? Penuntun?

Bukan ternyata....
Hanya kias cahaya dari tetangga sebelah, yang bermimpi tentang hal yang sama.
Walau sesempatnya, Malam itu memanjang melampaui waktu
Dengan euforia semu, bernama angan

Bintang ungu itu akan redup
meluruh dalam konstelasi ruam hari kemarin
mulai hari ini, dan untuk seterusnya.....

Kamis, 07 Mei 2009

11.46.00

Antara Kiamat, Reality Show sampai Pilsuf.

Dunia semakin kacau, mungkinkah kiamat akan datang? atau mungkin hari sudah akan berakhir?
yah, mungkin ia, mungkin benar. ga jelas soal masa depan.
soal manusianya juga ga jelas, makin aneh, makin kacau. Liat saja juga publik pigur kita. Bosan banget dengan berita antasari segala macam, lalu jupe yang ga dikasi nikah sama pemain bola. juga urusan JK-Wiranto yang sudah nikah. Lalu Rani Juliani dan golfnya. korupsi, pemilu dan....
pindah canel, ada sinetron striping. bahasannya kalau ga cerita cinderela basi, pasti soal mertua yang intimidasi mantunya, atau cinta yang tak sampai.

Eh ya, belakangan makin banyak acara reality show, terutama dari sebuah stasiun teve yang ga menanyangkan sinet sedikitpun. Konsep yang sama dengan kemasan berbeda. seorang anak sma yang mau bantuin temannya yang hamil. muka siswi yang hamil di blur, padahal sama saja bohong. lingkungan kedua siswi itu akan langsung tahu muka siapa yang diblur, apalagi jika teman sekelas atau tetangga.

atau itu, reality show yang mencari-cari kesalahan seseorang. menguntit orang yang bersangkutan dengan bantuan salah seorang teman dekatnya. kalau memang teman dekat, kenapa mereka mau mempublikasikan kejelekan teman sendiri di teve, ke seluruh indonesia pula? benar-benar ga punya hati (kalau memang itu benar-benar nyata)

Atau jaman sudah berubah, seorang membuka kisah asmara masa lalunya yang (mungkin) buruk, meminta maaf, menangis tersedu-sedu dengan dipelototin kamera. kalau memang serius, kenapa harus pake kamera segala. kenapa harus meminta bantuan orang yang sama sekali ga ada hubungannya. Jadi, apa benar itu reality???

Sudahlah. itulah manusia. dan omong soal manusia pula, ada beberapa orang yang tiba-tiba jadi seorang pilsuf. Ketika tak tanya, jawabannya ada yang bilang mungkin usianya sudah mau habis, dan ada pula yang bilang "maklum, lagi jatuh cinta".

aduh, ada ada saja.
tapi.. hmmm... sekalipun pilsuf, sms mereka ndalem juga. baca aja deh,

..... dan janganlah pernah ragu tuk melangkah maju. karena sesungguhnya sang waktu kan selalu melaju.

kejar dan raihlah mimpimu.


ini dari orang yang ngaku umurnya mungkin sudah mau habis hiiii
Dan lalu...

Mereka menyayangimu, tetapi bukan kekasihmu
mereka perhatian kepadamu, tapi bukan dari keluargamu
mereka siap bagi rasa, tapi mereka tidak berhbungan darah denganmu
mereka adalah...
Teman!!!

teman sejati
marah seperti ayah
peduli seperti ibu
mengganggu seperti kakak
mengesalkan seperti abang
dan terakhir....
????


smsnya keputus, terakhir ga jelas apa.
Sudahlah, sudah bicara mengenai manusia. karena aku juga manusia, yang ga jelas apa maunya. mungkin kamu juga ya, sama ga jelasnya. hiii



Senin, 04 Mei 2009

15.37.00

Self Euthanasia

Lima belas …
Enam Belas…
Tujuh…
Nngg..
Ng..
Ngg..
Dua puluh..

Ternyata belum cukup segini dan aku menarik laci. Rasanya botolnya ada di laci terbawah. Dan oh.. ada! Tenang, Pin! Cukup banyak waktu kok sampai mama datang. Jangan tergesa-gesa!

Klontang…

Huh, menyebalkan! Botol kok kayak kaleng begini. Jatuhnya bersuara amat keras.
Aku menunduk, botol itu menggelinding ke bawah meja. Huh, apa emang aku tak boleh melakukannya? Hah, sebodoh amat! Tapi syukur, botolnya tak menggelinding jauh. Aku turun dari kursi, berjongkok sementara tangan kiri menggenggam erat dua puluh bijian ini.

Auww…

Ini dahi kenapa nonongnya maju sekali sih! Ini meja juga, bisa nggak sih geser dikit biar aku ga perlu menjangkau-jangkau jauh begini! Atau dia bantu mengurangi nonongku? Halah, percuma juga, nanti setelah semua biji ini terkumpul semuanya juga hilang.

Nah sekarang aku menyentuh botol itu. Dapat! Haha.. inilah hari kebebasanku, sesaat sebelum nekad aku memandnagi botol ini. Botol bongkok jelek, tapi isimu bisa membuatku bebas, selamanya.

Krieett…

Sesuatu berderik di luar kamar sana, oh.. jangan-jangan Mama sudah pulang? Gawat kalau sampai ketahuan.

Aku bangun, cepat lari ke pintu dam mengunci pintu.

Hehe… sekarang aman! Mama tak bisa mencegahku, ada gunanya aku punya uang sendiri sekarang dan bebas berkeliaran kala sekolah. Sekali lagi botol itu aku pandangi, bersamaan berbutir-butir di tangan kiri ini. Uang beratus ribu, sungguh sangat gampang memperoleh surga dengan uang seratus ribu. Ups.. atau neraka?
Whateverlah! Entah kemana, yang penting aku bebas.

“Pin, kau serius?”

Jantungku berdetak keras ketika kudengar suaraku sendiri. Hey, kita berdua yang menginginkan ini! teriakku. Tak seharusnya sekarang kau ragu begitu.

“Tapi Pin, tidakkah kita bisa bicara pada Mama soal ini?”

Hey, bisakah kau diam!
Aku kesal, kupukul ia dengan keras tepat di dada. Dan dadaku sendiri berguncang karenanya, menimbulkan suara berdebam keras. Huh.. sakit.

“Kita hanya perlu bicara baik-baik, Pin! Mama tak akan maksa kita untuk tetap ngambil dokter!”

Sudah kubilang diam! Ngerti ga sih? Aku benar-benar kesal sekarang.

Ada pisau di atas meja sana, aku berlari dengan beringas dan menyambarnya setelah menaruh botol kebahagiaan ini.

Oke.. kalau kau bicara lagi, aku akan langsung menusukmu!

“Jangan, Pin! Itu akan menyakitimu sendiri. Kenapa kita tak coba bicara sama Mama?”

Brengsek! Aku menggebrak meja. Tanganku menindih mata pisau, dan uhh.. perih sekali.

“Pin… apa itu?” sebuah suara berteriak dari luar, amat jauh terdengar.

Lihat kan sekarang akibatnya? Gara-gara kau tak mau kompak mama jadi tahu.

Dogg dogg dogg..

“Pin…” Suara mama, selang-seling dengan gedoran pintu, terdengar lagi, “Pin.. buka pintu!”

“Mama akan menyelamatkan kita, Pin!”

Aku mengacungkan pisau. Sebodo amat! Dia menyelamatkan kita untuk menyelamatkan mukanya sendiri dari orang-orang. Dia seorang dokter dan mau seluruh keturunannya menjadi dokter. Aku bukan keturunannya, dan aku tak mau jadi dokter.

“Kita anak Mama, Pin!”

Bukan! Yang anak mama itu kau, bukan aku!

Gedoran pintu bertambah keras, handel pintu seakan mau rusak ditarik-tarik begitu.

“Pin, buka pintu atau mama dobrak?” teriak mama,

Terserah!

“Pin, letakan pisau itu! Tangan kita berdarah,”

Darah? Darahkah namanya cairan merah yang menggenang dimeja itu? Di dekat pisau itu? Oh.. tidak, aku takut pada cairan itu. Tangan itu, ternyata masih menggenggam pisau itu.

“Lempar!”

klontang…

Kulempar ke sudut dan mengenai kaca jendela. He he.. ternyata memang benar cara itu menyakitkan, dan aku tak mau cara yang sakit. Nah sekarang aku sudah mulai beringas lagi. Caraku sendiri lebih menyenangkan, dua puluh biji dan sebotol yang masih baru. Kurasa lebih daripada cukup.

“Pin…” teriak mama sementara botol ini kubuka, darah membasahi tutupnya, menyayat dagingku hingga sakit. Tapi aku tak peduli, dadaku terlalu bergairah.

“Pin buka pintu!” teriak mama lagi sambil menggedor pintu.

“Pin, kamu dengar kan mama menggedor pintu?”

Sebodo amat! Sekarang botol sudah terbuka. Cukupkah waktu untuk menghitungnya? Percuma dihitung, yang penting lebih dari cukup untuk membawaku pergi.

“Pin, sadar!”

Diam kau! Sebentar saja, setelah aku memindahkan isinya ke tangan kiri kau boleh bicara, untuk terakhir kalinya. Eh sebentar, kau boleh bicara setelah semuanya masuk mulut dan air membawanya turun.

“Pin, jangan!”

Aku tak peduli, semua kepenatan ini membuatku lelah. Tidakkah kau lelah?

“Pin, buka…” hah, gedoran mama masih saja terdengar, tapi aku tak peduli.

“JANGAN!”

Aku tersenyum, melirik sesaat senyum lain di pigura atas buffet. Wajahnya memang manis, tapi kelakuannya tak semanis itu. Hey, jangan ingat dia lagi. Alvin tenang kok dengan Manda. Dan sekarang kau akan tenang dengan puluhan biji ini.

“TIDAK!”

Aku buka mulut, ohh.. ternyata belum cukup lebar untuk menampung semua butir ini. Kubuka lebih keras, sesekali mendengar getaran keras di pintu. Hore.. semuanya masuk, dan rasanya pahit ternyata. Tak apa, air ini akan menghapus rasa pahit.

Glekk.. glekk. Glekkk..

Susah juga ternyata. He he he…

Pintu menjeblab terbuka, ah aku tak peduli mama menerjang tanganku, gelas terjatuh ke lantai dan pecah. Aku tertawa, sekarnag semua biji telah masuk ke kerongkongan. Aku tertawa lagi, senang rasanya membalas dendam begini. Sementara itu mama memukul punggungku. Uhuk… sampai mati tak akan kumuntahkan. Haa.. haa.. ha…

Lalu semua gelap, aku suka gelap. Aku cinta gelap. Bubye mama.. bubye semua… muah….



Bagi yang bingung, selamat berbingung-bingung ria ya. hiiiii.....
dibuat pada, Denpasar, 6 maret 2008. dan dipost pada tanggal yang sama dan dikomentari orang-orang pada Kemudian.com



Jumat, 01 Mei 2009

14.05.00

Bye Bye Flu Babi

Sejak kabar tentang jenis flu yang satu ini merebak, jujur aku juga khawatir kalau penyakit ini masuk ke Indonesia, tepatnya Bali. Dan ternyata, belum juga penyakitnya masuk, akibatnya sudah masuk duluan. Walau di beberapa media aku lihat bahwa pemerintah mengimbau agar masyarakat tidak panik, namun kenyataannya meredam isue-isue mengerikan seperti ini tidak semudah merawat babi itu sendiri.

Tadi aku sempat jalan-jalan ke Kompas.com. Tertarik melihat salah satu judul berita yang dirilis koran itu per hari ini. Selamat Tinggal Flu Babi! aku kira sudah ditemukan semacam obat penangkal dari penyakit ini, namun ternyata bukan. Flu Babi bukan hilang, namun sekedar berganti nama. Katanya, WHO takkan lagi menggunakan istilah "flu babi" (swine flu, melainan memilih untuk menyebut virus influensa baru tersebut sebagai "influensa A" (H1N1). Hoho, ternyata. Sama saja, cuman beda nama namun jenisnya sama.

Secara langsung aku memang belum terpengaruh dengan virus ini. Namun salah seorang teman yang bekerja di sebuah pembuatan sosis dengan salah satu bahan bakunya yaitu babi, mengaku bahwa omzet perusahaannya telah turun hampir setengah miliar rupiah. Padahal bahan yang dipakai hanyalah daging lokal, yang nota bene masih bebas dari virus H1N1 itu. Ini merupakan dampak dari pemakaian nama "Babi" pada jenis penyakit itu.

Padahal, menurut WHO, orang tidak dapat terinfeksi virus ini melalui konsumsi daging babi yang telah dimasak dengan baik. Virus H1N1 menular dari manusia ke manusia. Jadi menurut sumber yang sama, memakan daging babi dengan penanganan makanan yang baik, tidak akan menimbulkan bahaya pada manusia.

Jalan-jalan lagi, dari situs Okezone,penyakit ini ditemukan pertama kali di meksiko,pada seorang bocah 5 tahun bernama Edgar Hernandez,yang tinggal di dekat peternakan babi. Namun Warga di desa yang bernama La Gloria itu membantah jika virus tersebut berasal dari babi-babi di wilayah itu.

Nah, jadi apa benar memang wabah itu berasal dari babi? Benar tidaknya, yang jelas banyak produsen serta sektor usaha yang bergerak dalam bidang yang berhubungan dengan bab 1 itu telah dirugikan. Dan aku juga takut kalau-kalau Babi-babi Bapakku di rumah tidak laku dijual gara-gara isue ini. padahal, rata-rata setiap keluarga di desaku memelihara binatang ini sebagai mata pencaharian. Satu anakan sebesar anak anjing bisa laku ratusan ribu, bagaimana dengan dewasanya yang beratnya sama sepertiku, hampir setengah kuintal, bisa sejuta lebih.
Hmm.. kasihan banget.
Tapi kalau aku yang dijual, hmm... keknya dagingku ga enak. jadi ga akan laku semahal itu kayaknya. huh....


Kok jadi ngurusin babi ya? wkwkwkwkkw.

Kamis, 30 April 2009

12.33.00

Hemm..... Hemm.. Hem....

Jalan-jalan gratis yang menyenangkan, nebeng dan ditraktir makan. hemm.. enak tenan pokoknya, walau pulangnya kehujanan dan keram di setiap sendi sampe esok harinya. Berangkat jam 8.30 (lewat sih), di perjalanan melihat banyak mobil ngetem sementara penghuninya piknik karena capek nunggu. Syukur pake motor, jadi ga perlu ikut acara ngetemnya. Segitu aj ah pengantarnya, nih poto-poto dari masa depan. Eh, buat Nyin yang mu liat mocca_chi bukan versi kartun, ambil kaca pembesar dulu ya untuk nyariinya. wkwkwkwk


 Pura Besakih, dari atas. 



   Kepalaku mana ya, perasaan ada diantara kerumunan ini sebelum jadi monyet, hmmmm...



 Yang nanya            :  Jueng, dirimu kok ga ada?
 Yang Jawab            : Jelaslah ga ada, wong Jeung cantik yang jadi potografernya
  Yang Nanya           : ohhhh 




 Adek, seneng ya ngeliatin kakak yang cakep ni? hiii 



mocca-chi                       : Mana gunungnya ya?
Ariel Peterpan            :   Di balik awan....
 mocca_chi                     : Kyaa... ada ariel....



Waw, tingginyaaaa...........



idih, ipodnya narsis amat


Mau jadi anggurnya saja, manis sih....
penutup yang menyenangkan deh

maaf, mocca_chi gaptek nih, ga bisa bikin caption poto pas di tengah-tengah. hiiii



Rabu, 29 April 2009

09.39.00

Seperti Bunga



Tak perlu mekar untuk menjadi indah
Semasa kuncup pun mereka sudah tahu
Betapa indahnya ia saat mekar nanti


Happy Birthday, My Lovely Ayuk
28 april 2009

Senin, 27 April 2009

16.00.00

Kadonya Apa Teh?

Wah, lama juga tidak update blog. hii... abisnya ga tahu harus posting apaan, stok cerpen masih ada cuman kepanjangan, takutnya teman-teman malas baca melihat yang panjang begitu. sampai tadi ada koment dari pak menteri, katanya "apdate ya non".
Hiii... tahu saja aku lagi malas apdate blog.

Secangkir teh enak kali ya di pagi hari. Sarapan nasi kuning, minumnya teh hangat. sambil buka kompi, nyalain ym, blog dan fb secara bersamaan. dan entah kenapa, keseharianku memang tidak bisa dilepaskan dari teh. seakan sudah nyandu, tidak ngeteh maka seharian akan ngantuk dan lemas. atau tidak ngeteh, maka hari libur akan dipenuhi dengan migrain menyebalkan. Ah, sang teh tercinta.

Tapi lucunya waktu malam pertama si panah hujan menjejakan kaki di Bandung, dia menyapaku dengan "Selamat malam, Teh".
edan, baru sehari logat balinya musnah dihantam logat sunda. aduh duh duh duh.... begitu cepat orang berubah.

Tapi jangan kira teh enak untuk sore. walau kata seorang teman yang calon jas putih dengan stetoskop di leher, teh itu tidak mengandung kafein. Namun jangan harap aku mau minum teh di kala sore, atau menjelang jam tujuh malam.
insomniaku sering kumat waktu minum teh menjelang malam, dan sampai jam... entah jam berapa, yang jelas pagi-pagi baru bisa tidur, ga nyenyak pula.
Eh ralat ding, tadi baca di wiki, ternyata teh mengandung kafein. Pantesan insomniaku kambuh, tetapi lebih cenderung ke sugesti sih.

Kata sebuah produk teh kecantikan yang sering aku lihat-lihat dulu. Teh bisa melangsingkan badan. Buehh,... yang bener? minum teh setiap hari dalam sebulan berat badan turun beberapa kilo, yah, kalau mau sepuluh kilo asal ga kena sindrom yoyo. tapi mau tahu kenapa bisa kurus?

jawabannya (kalau ga salah), dalam teh terkandung suatu zat yang bisa memperlancar pengeluaran cairan. Makanya abis minum teh kita akan sering-sering kebelet (makanya aku beser). Keseringan memang bisa bikin kurus, namun kurusnya tidak sehat karena yang turun volume air dalam sel-sel tubuh. jadi bukan lemak-lemak dan gelambir menyebalkan itu.

Oh ya, biar suatu saat nanti ga ada yang komplain, analisa ini dari kepalaku sendiri yang sudah pernah merasakan susahnya menurunkan berat badan dengan minum teh. memang belum pernah kutemukan sih penjelasan seperti ini, namun entah dimana aku pernah baca tentang keburukan menurunkan berat badan dengan memperlancar pengeluaran cairan. Jadi otakku menyambung-nyambungkannya dengan lancarnya (maklum, ilmuwan ga lulus)

Udah deh soal teh. Kegiatan terakhir ini selain kebosanan kerja itu, hmm.. hunting kado. besok salah satu sahabatku ulang tahun, aku lupa benar-benar. Syukur beberapa waktu lalu saat inget, sempat pasang pengingat. kalau tidak, terlewat deh.

Maunya sih kasih hadiah pigura sama poto-poto yang sudah diedit dan diapain kek seperti desain-desain yang keren itu. Tapi, masalahnya aku tidak bisa potosop. hiii.... gaptek amet, padahal kemarin sempat minta diajarin sama si memi. Tapi niat ga bulet, akhirnya hanya belajar sekotak-sekotak.

Pilihan yang tepat meminta tolong, tapi kok sms permintaan tolongku belum dijawab ya sama teman. hikss... apa dia sibuk gambar ya, sampai ga tahu ada sms. atau ga punya pulsa? Duh, sebellllllll

what everlah, kali ini tidak bisa ngasi hadiah ultah cerpen. Mungkin cari hadiah yang nyata, walau sedang kere tapi diusahakan dengan sebaik-baiknya. Walau akhirnya telat, dan kok smsnya ga dibalas ya, padahal udah hampir setengah jam. hikss...
atau... jangan-jangan ga direstuin ngasih hadiah macam begituan.
dan kyaa.....
ngacir ke wece dulu, kebelet.

About