Senin, 14 September 2009

16.42.00

Become Scientist Easier with Online Tutorial

Now day, Tutorial is one important thing for student. It’s useful l, especially online tutoring that was provided by the online tutor, especially for K-12 and college tutoring. As we know, sometimes teacher didn’t provide all of the knowledge, because they ask student to buy many books and looking the knowledge there. This is not effective, because the lesson is not always a theory but also practice.

For the complete information, online tutorial provide many subject help. It’s more useful because each student has their own characteristic. Some Student has a limited understanding about the subject and the problems are not same with the other. So, for the students who have a problem with Math questions, online tutorial has an easy way to learn math.

As we know, many students feel desperate with this subject, but it’s depending to the brain. Some student has good manner to face math, but they are weak on other subject. Chemistry has similar field with math, but this subject also adopt the logic to the problems. So student who smart on math, not always success in chemistry, but do not worry because online tutorial also provide many Chemistry help. With the professional tutor, student can access the help easier.

Math and chemistry are not complete without physic. Those three subjects are part of the success attracted knowledge. Many people who are smart on these subjects likely become scientist. And learn these well can open the gate to the scientist. So if you need
Physics help, chemistry homework help, geometry help, online tutorial provide you the smart way to solve it.
For the complete information, or if you want to try the free trial, just visit the website.

Jumat, 11 September 2009

16.41.00

Drive - Melepasmu

Bek To Nature, adalah hal yang ingin aku lakukan saat ini. Balik ke habitat awal sebelum eksis ngeblog, balik ke forum-forum nulis yang memberi banyak pelajaran. Tapi entah mengapa blogger masih menjadi persinggahan kedua setelah yahoo messenger di pagi hari, memang rasanya susah melepas sesuatu yang pernah punya arti dalam hidup kita.

Sementara ini, dengan semangat yang masih pas pas an, aku tetap coba bewe ke sedikit orang dan posting. Walau tahu tidak mungkin benar-benar kembali ke habitat awal, tetapi aku sekarang coba kembali menghubungi teman-teman seperjuangan di berbagai forum.

Saat postingan ini ditulis, aku lagi ngobrol ama mamak tentang enaknya jadi tukang rekayasa hidup orang, bisa sebebas apapun meluapkan emosi dan mengatur hidup orang sesuai keinginan kita. Kata Mamak, karena dengan menulis kita bisa ngebuat ending sesuai selera kita, tanpa ada rasa bersalah. Masak iya? hii...

Tapi keep on writing, karena aku ingin membuktikan bahwa, dibalik sebuah kelemahan ada satu hal yang dari diri kita yang ga akan ada di diri orang lain. Akan ada satu sisi dari diri kita yang bisa menutupi kelemahan kita, setidaknya bagi orang yang berlapang dada dalam melihat kita apa adanya. Akan ada hal membanggakan dari diri kita untuk diperjuangkan.

Hohoho... begitu menggebu-gebu, tapi aku mau kasih lagu yang belakangan sering aku dengar. Ga cocok sih sama tekad ini, tapi setidaknya lagunya, bagus.... hapy listening, ga ada link dunlud dunludan dulu.







Rabu, 09 September 2009

08.33.00

Fragmen Sok Tahu

Suatu saat angin berdesu di sekeliling dedaunan pagi yang semarak dengan embun. Dia berhembus dengan gagahnya, sambil menebar hawa dingin dan nyanyian sendu

Yang kelihatan itu selalu yg terbaik yg mampu dia ciptakan
Yang sesungguhnya tetap di dalam hati kecilnya
Dan cerminan hati kecilnya itulah sikapnya


Sebatang pohon menyela, "Tetapi dia bilang aku segalanya buat dia!"

Angin berhenti sejenak, seandainya dia berwajah, maka bentuknya adalah dingin yang menyipit tajam. Gadis di tepi danau itu tetap bertahan disana, di rumahnya yang hangat dan ramai. Apakah dia masih waras dengan mengatakan bahwa kamu adalah segalanya? Apapun alasannya!

Pohon itu meluruhkan daunnya, tersengal. "Apa yang harus aku lakukan?"

Angin berdesau keras, pertanda bahwa bagian yang seharusnya tidak dijabarkan terpaksa dijejalkan dalam otak.

Cuma dua pilihan.. Tetap menikmati fragmen ini dengan pahit perihnya sampai batas waktu yang tidak ditentukan dengan resiko terperosok semakin dalem, atau nekad menyudahi fragmen ini dengan resiko termehek-mehek nahan perasaan untuk berhenti terperosok ke dongeng yang lebih dahsyat


"Tidak kah ada pilihan lain?" tanya pohon.

Angin nampaknya tersenyum, apakah sudah sampai final? Ada, tidak memilih sama sekali alias mati!

Pohon tertunduk, bukan haknya untuk mengambil keputusan untuk itu.

Sampai kapan kamu mau jadi yang terabaikan, sampai kamu yang dibuang?

"Mungkin, banyak tempat pembuangan sampah sekitar sini, mungkin aku bisa jadi salah satu koleksi para pemulung yang menyukai barang-barang sisa."

Berhentilah merana, luruskan pucukmu ke atas, bukan hukumnya untuk membelok ke tepi danau. Sekalipun gadis itu ada disana.

"Aku tidak tahu apakah aku mampu," pohon itu mengeluh. "Dahan-dahanku melawan keinginanku sekarang, walau aku paksa tegak dia tetap membelok."

Tetaplah lurus! Bukan wajibmu tumbuh ke arah danau, sekali lagi tumbuhmu lurus tegak! angin berteriak.

"Tapi, kalau seandainya gadis itu memanjat hingga berada di langit yang aku tuju?"

Begitu lama angin menjawab, hingga akhirnya.....
Sikap adalah cerminan hati kecilnya, berarti dia memang benar menginginkanmu. Tapi berhentilah bermimpi, karena dia tidak akan mungkin melakukannya. Langit dan bumi begitu jauh, resikonya jatuh begitu besar dan dia tidak akan berani!

Pohon itu diam, tidak bicara lagi. Kembali hanya nyanyian angin yang berdesau disela-sela udara yang senyap.

Yang kelihatan itu selalu yg terbaik yg mampu dia ciptakan
Yang sesungguhnya tetap di dalam hati kecilnya
Dan cerminan hati kecilnya itulah sikapnya


Fragmen Sok Tahu Itu pun berhenti

Senin, 07 September 2009

10.43.00

All About Ungu

Ungu adalah warna yang lembut, Salah seorang temanku mengatakan bahwa warna ungu adalah sebuah warna misterius, lambang melankolis yang lembut, sedikit feminim dan karena itu dia menyukainya. Mulai dari dinding kamar sampai mobilnya berwarna ungu, tapi kalau band ungu, ngg.. keknya tidak deh.

Di Indonesia warna ungu identik dengan warna janda. Sebuah sumber mengatakan bahwa warna ungu merupakan kombinasi warna biru dan merah. Ungu adalah royalti. Misterius warna, ungu adalah terkait dengan kedua bangsawan dan spiritualitas. Kebalikan dari panas dan dingin, merah dan biru bergabung untuk menciptakan warna menarik ini.

Sebuah mitologi mengatakan bahwa Pantone telah memilih warna Blue Iris (Pantone 18-3943) sebagai 2008 Color of the Year mengatakan kepada kita: "Menggabungkan stabil dan menenangkan aspek biru dengan mistik dan kualitas spiritual ungu, Blue Iris memenuhi kebutuhan akan kepastian dalam dunia yang kompleks, sambil menambahkan sedikit misteri dan kegembiraan. "

Bukti arkeologi paling awal bagi asal-usul pewarna ungu menunjuk ke peradaban Minoan di Kreta, sekitar 1900 SM Kuno tanah Kanaan (yang sesuai nama Yunani Phoenicia, yang berarti "negeri ungu") adalah pusat dari industri pewarna ungu kuno.

"Tyrian Purple," pewarna ungu dari yang disebutkan dalam teks-teks kuno datang kembali ke sekitar 1600 SM, dihasilkan dari lendir dari kelenjar hypobranchial berbagai jenis moluska laut, terutama Murex. Butuh beberapa kerang 12.000 untuk mengekstrak 1,5 gram pewarna murni. Legenda memberikan penemuannya kepada Herakles, atau lebih tepatnya untuk anjingnya, yang mulutnya berwarna ungu dari mengunyah bekicot sepanjang Levantine pantai. Raja Phoenix menerima jubah berwarna ungu dari Herakles dan menetapkan penguasa Phoenicia harus mengenakan warna ini sebagai simbol kerajaan.

Di Roma, Mesir, dan Persia, warna ungu digunakan sebagai standar kekaisaran. Pewarna ungu yang langka dan mahal, hanya orang kaya memiliki akses kepada mereka. Colorants ungu yang digunakan berasal dari sumber yang berbeda, kebanyakan dari ekstraksi zat warna dari ikan atau serangga.

Dengan penurunan Kekaisaran Romawi, penggunaan "Tyrian Purple" juga menurun, dan produksi skala besar berhenti dengan jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 M. Saat itu diganti dengan yang lebih murah seperti lumut pewarna ungu dan marah.

Paus Paulus II pada 1464 memperkenalkan apa yang disebut "Kardinal's Purple," yang warna merah tua yang diekstrak dari Kermes serangga. Ini menjadi bahan celup mewah pertama dari Abad Pertengahan.

Ungu adalah campuran warna panas dan dingin, sebagai refleksi dari merah dan biru, karena itu warna ini merupakan refleksi dari kehangatan dan kesejukan. Sebuah ruangan yang berwarna ungu bisa meningkatkan imajinasi anak atau kreativitas seniman, mungkin itu kali ya bikin temanku pintar sekali nulis.

Dalam budaya berbagai negara, warna ungu juga memegang banyak peranan. Seperti di Indonesia, warna ungu identik dengan janda. Di Thailand warna ungu juga merupakan warna berkabung bagi para janda. Ungu juga adalah warna favorit Mesir Cleopatra. Jubah ungu banyak dipakai oleh bangsawan dan orang-orang otoritas atau pangkat tinggi. The Purple Heart adalah hiasan Militer AS diberikan kepada prajurit yang terluka dalam pertempuran.

Nah,kenapa warna ungu diidentikan dengan janda? Dari berbagai sumber aku menemukan sedikit analsis mengenai warna ungu yang memang memberi rasa sensual yg lebih tinggi. Hal-hal yang terkait dengan sensual yg tinggi dengan mudah dikaitkan dengan "janda". Beberapa orang memang mempunyai pemahaman seperti itu sehingga mengkonotasikan bahwa ungu = janda, sehingga orang-orang itu (wanita tentunya) tidak mau memakai warna ungu.

Nah sekarang awal aku suka ungu? Lupa ya, intinya aku suka aja. karena itu waktu Mamak Vitri bikinin ewod, dia nanya apakah benar aku suka ungu dna akhirnya keluar deh ewod ini, tara...
Here is it, the purple award form her. Sankyu Mak...


award ke2 Mocca_chi



N.B. Mak, walau aku ga bisa diminum, aku sebenarnya manis kok. hiii


(Dari berbagai sumber)




Jumat, 04 September 2009

12.52.00

Gadis Bali, Menulis Terus?

Gadis Bali, Menulis Terus? Judulnya seram banget sih, seakan subjek kalimatnya terkena sesuatu yang menyedihkan lalu karam.
What Happens Next? Apa yang terjadi selanjutnya? Menulis terus? apakah ini tips bagaimana menulis yang bagus?

Salah!
Yah, yang terjadi selanjutnya pada subjek kita kali ini adalah kondisi yang adem ayem, lengang, sepi tanpa semangat. Walau trafiknya ga melorot, namun tanpa ranking menjadikan yang punya kehilangan semangat untuk menggebuknya seperti dulu.

Teh tika bertanya pernah, itu cerpen curhatan ya, chi? hAhak ahak ahak... aku ketawa. Pernah suatu saat membaca tentang ketakutan seorang penulis, entah di web apa, dia takut kalau istrinya menyangka bahwa semua karya tulisannya itu (fiksi tentunya) adalah pengalaman pribadinya sendiri. yak, ampun....

Menulis memang mencari ide dari sembarang tempat. Kata ngepet di siang hari saja sudah menimbulkan percikan ide yang luar biasa untuk sebuah cerita komedi. Atau istilah memberi dan menerima, bisa menjadi cerita mengharubiru ala mbak fanny, tetapi menulis belum tentu hanya mencari inspirasi dari kisah diri sendiri. Walau kadang ada memasukan unsur pribadi, namun lebih menyenangkan menulis kisah orang lain. Kenapa? karena katanya rumput tetangga lebih hijau, kehidupan pribadi orang lain lebih terlihat menarik di mata kita (gosipi.mode.on)

Halah, lalu apa yang terjadi selanjutnya pada subjek kita kali ini?
Katanya disuru ngisi postingan seperti biasa. Seorang teman ga jelas menjelaskan dengan sejelas-jelasnya bahwa aku harus melakukan hal sama seperti aku menaikan ranking subjek kita kali ini dahulu. Nah masalahnya, aku lupa bagaimana dulu subjek kita bisa PR1, lalu PR 2 saat jadi paid blogging dan akhirnya PR 3 saat sedang sukses-suksesnya. Yang aku ingat adalah PR not available yang menyakitkan (padahal yang kena gebuk bukan subjek ini saja).

Huu huu huu... Tanpa ripiuwan sepi mbok... jadi ngiri sama si kucing yang PRnya tetap 3. Huhuuuu...
Subjek kita kali ini sangat malang nasibnya, karena keserakahan pemiliknya jadi melorot kek celana ga dikancingin (jangan porno deh plis).

Siapa sih subjek kita memangnya? Yah... hii.. subjek kita adalah yang dapat ewod ini dari Mbak fany .




Ada pe ernya juga yak, tapi otak lagi linglung nih jadi mahap ya mbak, ga tak kerjain. hiii...
Kasihan sama subjek kali ini, si bintang utara, Tapi yah...




10.49.00

Jewelry For Women's Life

Jewelry is very close with women. Many women like jewelry. Using Jewelry makes her feel confident and beauty on traveling. Where they go, we can ensure there is always jewelry in their bodies, at least a necklace and earrings. Jewelry almost like a bag and make up for women.

Because the need, jewelry become a trend. Nowadays, Jewelry is not only for Costume Jewellery, many people designing jewelry, different types follow to the fashion trend, forming an annual fashion jewelry trend. Although in expensive cost, but for beauty, people always buy it and indirectly, they also create their own annual trend.

Now day, jewelry business has become the land where people live. Look at the designers of jewelry, jewelry factories, shops and also jewelry magazine. They are producers, who produce jewelry that will be purchased by consumers. The buyers come from all walks of society, artist, housewife, farmer, business woman and also student.

Not only that, even jewelry are also already on the internet. Not only the websites that sell jewelry, but also >Costume and fashion jewellery blog.


I like Jewelry, but do not follow fashion jewelry. My knowledge about jewelry is just only necklace and earring, sometimes clip on earrings. Although sometimes I use hair accessories, but I am not jewelry lovers. I still can go to everywhere without jewelry, instead, I feel uncomfortable wearing jewelry.

But my self different with the public figure like artists and model. They are a consumers who make jewelry exist and precious jewels to be more than its original value




Rabu, 02 September 2009

08.31.00

Kapan Dia datang, Bu?

Cinta mati, harus dijaga sampai mati
Jangan sampai ke lain hati
nanti jadinya patah hati....


Alunan lagu itu masih terdengar samar-samar sebelum akhirnya menghilang dan digantikan digantikan I Drive My Self Crazy. Lagi-lagi lagu cinta, lagi-lagi lagu cinta. Tapi jaman sekarang kalau bukan cinta, jarang ada sesuatu yang dijual lagi.

Tapi kata orang, cinta itu membuat mati. Terutama kata Ibu dulu. Saya masih ingat bagaimana beliau mewanti-wanti. Saat saya mengikat tali sepatu di ruang tengah, Ibu mondar-mandir sambil membawa bakul nasi ke meja makan.

"Jangan kamu jatuh cinta cepat-cepat, masih SMP, jangan pacaran dulu. Kalau kamu umur segini sudah jatuh cinta, nanti kamu bakal sakit hati. Karena kalau putus kamu tidak akan bisa kuat, belum dewasa untuk menghadapinya!"

Begitu kata Ibu, waktu itu saya hanya manggut-manggut saja. Walau masih empat belas saya bukan ornag bodoh, saya bisa berpikir kalau perkataan Ibu ada benarnya. Saya pun setuju saja sama Ibu, tidak akan jatuh cinta dulu sebelum dewasa.

Namun Benar pula kata orang, jatuh cinta itu tidak mengenal logika. Saat dinasehati Ibu pada suatu pagi ketika mengikat tali sepatu itu, saya bisa berpikir rasional. Tapi saat bertemu dengannya, saya tidak bisa rasional, sama sekali tidak bisa. Logika kabur entah kemana, akal sehat menjadi bumerang yang dilenyapkan ke ujung dunia, yang ada hanyalah perasaan berbunga-bunga, perasaan bahagia yang tidak jelas datang darimana, dan perasaan terbuai yang membuat saya mabuk kepayang.

Cerita hanyalah dia. Seorang mahasiswa yang sedang magang di kantor desa. Dia punya senyum manis yang tidak bisa dielakan oleh satu semut pun. Semut saja tertarik, apalagi gadis ingusan seperti saya. Apalagi saat dia seringkali menyempatkan diri mengintip lewat pintu kantor desa untuk melihat saya pulang sekolah. Umur tidak masalah, nasehat Ibu terlupakan dan saya jatuh cinta padanya.

Bukan cinta monyet seperti seharusnya terjadi pada anak umur empat belas, namun dia membuat saya berubah arah hidup. Harus dia masa depan saya, harus dia, harus dia. Tidak boleh kalau tidak dia. Saya jadi terbosesi dengan dia, dan akhirnya percaya bahwa dia juga begitu.

Tanpa setahu Ibu saya pacaran dengan dia. Indah sekali waktu itu. Kami berdua bertemu sembunyi-sembunyi di suatu tempat, hanya kami berdua sementara yang ketiga hanyalah angin yang mendesu.

Dia memperlakukan saya seolah saya bukan berumur empat belas. Dia membuat saya merasa dihargai, merasa dicintai sedemikian rupa, merasa bahwa tidak ada wanita lain di dunia ini yang lebih pantas untuk dia. Yah, bukankah seorang yang sedang jatuh cinta memang selalu begitu.

Hingga akhirnya waktu dia harus pergi.
"Aku akan datang, Win. Tenanglah, aku akan datang menjemputmu kalau umurmu sudah lebih besar. Aku mau kerja dulu, bikin tabungan buat nanti melamar kamu. Kamu belajar yang rajin, jadi orang pintar yang bisa bantu aku nambahin tabunganku, ya!"

Sedih, hampa dan kosong. Dia belum pergi saja sudah begitu rasanya, apalagi kalau dia sudah beneran pergi. Saya menangis sampai pagi, sampai Ibu yang mengikatkan tali sepatu saya dan meminta saya ke sekolah. Tapi saya tidak mau, saya tidak mau kemana-mana, karena itu akan mengingatkan saya pada dia. Kemana saya pergi ada dia, kemana saya menoleh seakan melihat senyumnya, kemana saya bernapas, ada aroma tubuhnya yang dewasa. Intinya, desa ini adalah dia dan saya tidak punya pilihan lain selain menerimanya.

Sehari sebelum dia pergi, dia bilang akan datang ke rumah dan menjelaskan semua pada Bapak dan Ibu. Apakah saya dilamar? Anak SMP empat belas tahun dilamar?

"Tidak, aku belum melamarmu, tapi aku akan bilang kalau aku menyayangimu dan akan menunggumu. Aku akan berpesan pada Bapak Ibumu agar menjaga dan tidak membiarkanmu jatuh cinta pada orang lain, kamu setuju?"

Saya mengangguk dengan semangat. Saya menyukai sikapnya yang bertanggungjawab. Saya menyukai cara dia kemudian datang pada Bapak dan Ibu, dengan santunnya menjelaskan bahwa dia menginginkan saya kelak. Awalnya Ibu dan Bapak kaget, tapi dia dengan sopan mengatakan bahwa dia tidak melakukan apa-apa pada saya, hanya menitipkan cinta yang akan ia minta di suatu hari nanti, ketika saya cukup besar dan bisa menjadi mempelainya.

Jika ditanya kapan waktu terbahagia saya, saya akan langsung menjawab, ketika Bapak dan Ibu mengangguk sambil tersenyum dan dia tersenyum senang sambil melirik ke arah saya yang mengintip lewat celah pintu kamar. Dunia sedang berbunga dan sari-sarinya seutuhnya masuk ke perasaan saya. Bahagia....

Huss...
Suara angin sedikit berdesah di telinga saya saat saya mendengar lagu di belakang berganti. Kali ini lagu sedih, ritme lambat dan mendayu-dayu. Angin juga membuat saya menggigil, apalagi dengan pakaian ini. Baju kemben sebatas dada, membuat lengan dan leher saya yang telanjang diserang angin dingin.

Apa perlu saya katakan lagi kalau saya akan menikah?
Iya, saya akan menikah. Dia sebentar lagi akan datang dengan orang tuanya, menjemput saya dengan arak-arakan meriah. Semua orang desa akan melihat saya bahagia, semua tempat yang menyembunyikan kenangan saya akan semarak dengan warna merah yang bahagia. Semua teman saya yang menasehati agar saya tidak pacaran dengan orang yang jauh lebih tua, akan iri melihat betapa bahagianya saya. Dan terakhir, Ayah serta Ibu, akan tenang karena saya dapat suami yang saya cintai.

"Ibu... apa dia sudah datang?" teriak saya dari kamar.

Tak lama, Ibu tergopoh datang. Beliau mendudukan saya kembali di depan cermin, memperlihatkan lipstik saya yang belepotan, memakaikan kebaya tebal di bahu saya.

"Dia sudah datang, Bu?" tanya saya terheran-heran.

Ibu hanya tersenyum sambil merapatkan kebaya itu di bahu saya dan menghapus lisptik saya yang belepotan.

"Ibu, dia sudah datang belum?" tanya saya sekali lagi sambil berusaha melepaskan kebaya jelek itu.

"Tenang, nduk! Nanti kamu masuk angin!" sergah Ibu.

"Tapi kalau dia nanti datang, masak dia melihat saya pakai kebaya jelek begini?" protes saya, tapi Ibu tidak berkata apa-apa. "Dia sudah datang, Bu?"

"Belum, Nduk." jawab Ibu pelan sekali.

"Lho? kok belum, lalu kapan dia datang?"

"Besok."

"Besok lagi?"

"Iya, besok!"

"Bukannya kemarin Ibu bilang datangnya besok?"

"Iya, tapi bukan besok sekarang ini, Nduk!"

"Lalu besok kapan, Bu?"

Ibu diam sesaat, air matanya yang berlinangan. "Nduk, inget. Dia sudah hampir datang lima tahun lalu, tapi dia tidak datang kesini, dia datang ke surga, Nduk!"

Saya diam. Seperti menonton film, saya bisa melihat dengan jelas tubuhnya yang bermandikan darah, yang ditemukan orang-orang terlindas truk di dekat rumah saya. dia dibopong ke teras, Ibu berteriak-teriak memanggil Bapak untuk membawanya ke mantri. Bapak melempar sabitnya dan berlari ke arah teras. orang-orang berseliweran dengan panik, kemudian Ibu datang ke saya yang termanggu di pintu melihat apa yang terjadi, dan setelah itu gelap.

"Ibu, dia sudah datang?" tanya saya lagi setelah adegan film itu menghilang dari benak saya.

"belum, Nduk," jawab Ibu sambil membimbing saya ke tempat tidur dan membaringkan saya disana.

"Kapan dia datang?" tanya saya sambil memeluk badan yang sudah memakai pakaian pengantin ini, sedari lima tahun lalu.

"Besok, nduk!"

"Besok benar, Bu?"

Ibu tersenyum sayu, sembari menarik selimut ke atas badan saya. "Besok dia akan datang, nduk!"

Dan saya percaya, besok dia akan datang.
****

Denpasar, 2 September 09
09.48 AM


About