Cerita Tentang Pantai
Melukiskanmu saat senja, Memanggil namamu ke ujung dunia.
Tiada yang lebih pilu, Tiada yang menjawabku selain hatiku. Dan ombak berderu
Di pantai ini kau slalu sendiri, Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat ku tiba, Suaraku memanggilmu akulah lautan
Ke mana kau s'lalu pulang
Jingga di bahuku, Malam di depanku, Dan bulan siaga sinari langkahku.
Ku terus berjalan, Ku terus melangkah, Kuingin kutahu engkau ada
Memandangimu saat senja, Berjalan di batas dua dunia, Tiada yang lebih indah
Tiada yang lebih rindu, Selain hatiku, Andai engkau tahu
Di pantai itu kau tampak sendiri, Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat kau rasa, Pasir yang kau pijak pergi akulah lautan
Memeluk pantaimu erat
Jingga di bahumu, Malam di depanmu. Dan bulan siaga sinari langkahmu
Teruslah berjalan, Teruslah melangkah, Ku tahu kau tahu aku ada
`Dewi Lestari feat Arina "mocca" - Aku Ada"
Aku suka Dewi Lestari, terutama lagu-lagunya dalam album Rectoverso. Walaupun aku tidak suka semuanya, tetapi beberapa lagu yang enak didengar itu diantaranya Malaikat Juga Tahu, Aku ada, Peluk dan Cicak di Dinding. Rata-rata lagu dalam album itu melow dan lembut, feminis banget, cocok untuk pengantar tidur.
Salah satunya lagu di atas. Selain karena musiknya yang lembut, aku suka liriknya, menyangkut soal laut. Aku jadi ingat pada seorang teman yang sekarang entah dimana, ketika dia sedih, dia selalu menculikku ke pantai. Ketika dia pulang ke Bali pada suatu saat, tempat pelarian kita selalu pantai, walau pantai pada malam hari agak menyeramkan, tetapi tidak ada pelarian lebih seru di Denpasar selain pantai. Dan ketika dia tidak di Bali lagi, aku tidak tahu harus menculik siapa untuk ke pantai.
Ngomong-ngomong soal pantai, aku mempunyai penilaian tersendiri soal beberapa pantai di Bali, khususnya di daerah Denpasar sekitarnya. Setiap pantai mempunyai karakteristiknya tersendiri, dan dari segi pemikiran sempitku aku bisa mendeskripsikannya dengan bodoh seperti ini.
Spring, musim semi.
Identik dengan suasana hangat sehabis musim gugur, ceria dan lembut. Pantai Sanur dan Nusa Dua menurutku cocok dengan deskripsi itu, kedua pantai itu merupakan tempat untuk melihat matahari terbit, identik dengan rasa hangat sehabis malam. Ombaknya yang tenang dan tidak terlalu besar membuatku teringat dengan riak-riak daun yang mulai tumbuh, walau sebenarnya belum pernah lihat musim semi.
Summer, musim panas.
Lambang gairah dan semangat yang menggebu-gebu dan pantai yang cocok adalah Kuta dan Dreamland. Dunia surfing dan kehidupan malam identik dengan gairah, dan rata-rata malah pada musim itu turis-turis berdatangan.
Autumn, musim gugur.
Ngg... keknya pantai Tanah Lot. Menurutku Autumn identik dengan romantisme, warna warna kekuningan, jingga menjelang cokelat merupakan tampilan matahari tenggelam, dan matahari tenggelam bagus di pantai ini.
Winter, musim dingin.
Tenang dengan unsur salju, mencekam, dingin dan juga melankolis. Ada satu pantai di kawasan Gianyar, namanya pantai Cucukan. Letaknya dekat dengan pantai Lebih dan Pura Masceti, mungkin tidak terlalu terkenal. Berpasir hitam, dengan pemandangan warna air laut yang agak gelap serta Pulau Nusa Penida di kejauhan. Entahlah, kesan yang aku dapat dari pantai ini adalah melankolis yang menenangkan, mungkin karena posisinya menghadap ke selatan jadi tidak pernah tersentuh matahari terbit ataupun terbenam.
Masih ada beberapa pantai yang pernah aku kunjungi, tetapi tidak bisa aku masukin ke salah satu klasifikasi karena belum aku dapat karakteristiknya yang mencolok.
Sudah sejak lama aku ingin menulis tentang ini, tetapi tema nya tidak dapat-dapat. Malah dimulai dengan lagunya Dewi Lestari. Tapi lagunya aku suka emang, sumpah, manis banget *halah*. yang mau denger, yo wis silahkan
"...Dengarkah kamu? Aku ada. Aku masih ada. Aku selalu ada. Rasakan aku, sebut namaku seperti mantra yang meruncing menuju satu titik untuk kemudian melebur, meluber, dan melebar. Rasakan perasaanku yang bergerak bersama alam untuk menyapamu."
~Dewi Lestari - Aku Ada~
Tiada yang lebih pilu, Tiada yang menjawabku selain hatiku. Dan ombak berderu
Di pantai ini kau slalu sendiri, Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat ku tiba, Suaraku memanggilmu akulah lautan
Ke mana kau s'lalu pulang
Jingga di bahuku, Malam di depanku, Dan bulan siaga sinari langkahku.
Ku terus berjalan, Ku terus melangkah, Kuingin kutahu engkau ada
Memandangimu saat senja, Berjalan di batas dua dunia, Tiada yang lebih indah
Tiada yang lebih rindu, Selain hatiku, Andai engkau tahu
Di pantai itu kau tampak sendiri, Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat kau rasa, Pasir yang kau pijak pergi akulah lautan
Memeluk pantaimu erat
Jingga di bahumu, Malam di depanmu. Dan bulan siaga sinari langkahmu
Teruslah berjalan, Teruslah melangkah, Ku tahu kau tahu aku ada
`Dewi Lestari feat Arina "mocca" - Aku Ada"
Aku suka Dewi Lestari, terutama lagu-lagunya dalam album Rectoverso. Walaupun aku tidak suka semuanya, tetapi beberapa lagu yang enak didengar itu diantaranya Malaikat Juga Tahu, Aku ada, Peluk dan Cicak di Dinding. Rata-rata lagu dalam album itu melow dan lembut, feminis banget, cocok untuk pengantar tidur.
Salah satunya lagu di atas. Selain karena musiknya yang lembut, aku suka liriknya, menyangkut soal laut. Aku jadi ingat pada seorang teman yang sekarang entah dimana, ketika dia sedih, dia selalu menculikku ke pantai. Ketika dia pulang ke Bali pada suatu saat, tempat pelarian kita selalu pantai, walau pantai pada malam hari agak menyeramkan, tetapi tidak ada pelarian lebih seru di Denpasar selain pantai. Dan ketika dia tidak di Bali lagi, aku tidak tahu harus menculik siapa untuk ke pantai.
Ngomong-ngomong soal pantai, aku mempunyai penilaian tersendiri soal beberapa pantai di Bali, khususnya di daerah Denpasar sekitarnya. Setiap pantai mempunyai karakteristiknya tersendiri, dan dari segi pemikiran sempitku aku bisa mendeskripsikannya dengan bodoh seperti ini.
Spring, musim semi.
Identik dengan suasana hangat sehabis musim gugur, ceria dan lembut. Pantai Sanur dan Nusa Dua menurutku cocok dengan deskripsi itu, kedua pantai itu merupakan tempat untuk melihat matahari terbit, identik dengan rasa hangat sehabis malam. Ombaknya yang tenang dan tidak terlalu besar membuatku teringat dengan riak-riak daun yang mulai tumbuh, walau sebenarnya belum pernah lihat musim semi.
Summer, musim panas.
Lambang gairah dan semangat yang menggebu-gebu dan pantai yang cocok adalah Kuta dan Dreamland. Dunia surfing dan kehidupan malam identik dengan gairah, dan rata-rata malah pada musim itu turis-turis berdatangan.
Autumn, musim gugur.
Ngg... keknya pantai Tanah Lot. Menurutku Autumn identik dengan romantisme, warna warna kekuningan, jingga menjelang cokelat merupakan tampilan matahari tenggelam, dan matahari tenggelam bagus di pantai ini.
Winter, musim dingin.
Tenang dengan unsur salju, mencekam, dingin dan juga melankolis. Ada satu pantai di kawasan Gianyar, namanya pantai Cucukan. Letaknya dekat dengan pantai Lebih dan Pura Masceti, mungkin tidak terlalu terkenal. Berpasir hitam, dengan pemandangan warna air laut yang agak gelap serta Pulau Nusa Penida di kejauhan. Entahlah, kesan yang aku dapat dari pantai ini adalah melankolis yang menenangkan, mungkin karena posisinya menghadap ke selatan jadi tidak pernah tersentuh matahari terbit ataupun terbenam.
Masih ada beberapa pantai yang pernah aku kunjungi, tetapi tidak bisa aku masukin ke salah satu klasifikasi karena belum aku dapat karakteristiknya yang mencolok.
Sudah sejak lama aku ingin menulis tentang ini, tetapi tema nya tidak dapat-dapat. Malah dimulai dengan lagunya Dewi Lestari. Tapi lagunya aku suka emang, sumpah, manis banget *halah*. yang mau denger, yo wis silahkan
"...Dengarkah kamu? Aku ada. Aku masih ada. Aku selalu ada. Rasakan aku, sebut namaku seperti mantra yang meruncing menuju satu titik untuk kemudian melebur, meluber, dan melebar. Rasakan perasaanku yang bergerak bersama alam untuk menyapamu."
~Dewi Lestari - Aku Ada~
lirik lagunya memang bagus banget. btw, tulisanmu cenderung mellow ya, nchi? aku baru perhatikan nih. dan byk bertutur ttg alam. mungkin krn kamu stay di Bali yg alamnya memang indah.
BalasHapushmm...kyknya aku cocok dg pantai utk musim dingin deh. yg autumn juga oke tuh. what do you think?
@ mbak fany, ga tau ya,jiwaku sedang melow sekarang padahal matreku lagi hangat2nya, atau mungkin kr ujan ya. wkwkwk
BalasHapusalam itu menenangkan mbak.
aku lebih suka autumn, ntah knapa ingin liat warna kuning pepohonan wkwkwk. ayolah makanya ke bali mbak
Postingannya koq penuh perasaan gitu sih chi?
BalasHapustapi aku suka....
Bali.....I Luv you fulll, aku pernah kesana beberapa tahun lalu. semoga aku bisa kembali...
iya bali memang indah........(promosi)
BalasHapuseh itu yang nyanyi Dewi Lestari feat Arina "mocca".......????? bukan "chi" kan?????
aduuuh lagunya enak sekali...aku makan ya chi?
BalasHapusAku jg suka dengan alam, menikmati keindahannya... pantai, laut, pegunungan, padang rumput yg luas menghijau.. menenangkan.
BalasHapusWah, kalau pantai di Jayapura juga ada banyak, gak kalah ama di Bali :D
BalasHapusHmm, lagu'x Dewi Lestari yang aku suka cuma Malaikai Juga Tau :D
aku suka lagu Dee, novelnya...juga
BalasHapusSyair lagu yang indah...saya suka liriknya...
BalasHapusSuasana pantai memang selalu menimbulkan kesan melow yaa...palagi klo senja hari atau gerimis...cieee...serasa maen sinetron....
BalasHapusHooh...bali emang indah , kapan kesana lagi ya...?
BalasHapuswew...koq komeng bali seehh, komeng tulisan nchi aja donk ... lagi mellow nchi ...
BalasHapusya udahh...ntar khan malming ...met malming biar agak ceria ...
BalasHapusperahu kertasnya udah sampe sana belom???
BalasHapusnchi ntu lagu bukan sama mocca dirimu kan.... huwakakakakak
BalasHapusjadi pengen ke Bali niy..... huwaaaaaa kapan aq diculik enchi ke Bali yak..... hehehehe
BalasHapusAh Mochi, aku jadi pengen ke pantai...
BalasHapusBali.... tunggu aku datang kembali.
BalasHapusDah komen di sini.. :)
BalasHapus