Pengemis di Jepang
Poto diatas diambil oleh potografer Andreas Seibert yang diperuntukan untuk majalah Time. Tampak seorang tunawisma di Jepang yang sedang tidur di sebuah bangku di areal Sendai Park. Pemandangan ini terjadi karena stagnannya perekonomian Jepang. Walaupun pemimpin lokal mengatakan akan menciptakan lapangan pekerjaan dengan menarik sejumlah pabrik ke dalam wilayah lokal, namun secara umum Jepang sudah kelebihan kapasitas untuk pendirian pabrik-pabrik. Perusahaan kini lebih untuk melakukan investasi besar-besaran pada fasilitas baru, sementara produsen lebih memilih membangun pabrik di luar negeri karena biayanya lebih murah dan bisa memperluas pasar.
Ternyata masalah lapangan pekerjaan bukan hanya milik Indonesia, tetapi juga negara besar dan maju seperti Jepang. Walaupun begitu, mungkin kita tidak harus terjebak dalam anggapan bahwa negara semaju Jepangpun juga bisa mengalami masalah yang sama. Setiap negara punya karakteristik berbeda, untuk itu pemerintah Indonesia diharapkan untuk lebih memperhatikan karakteristik masyarakat Indonesia dalam mengatasi kurangnya lapangan pekerjaan.
Hmm..., mungkin karena itu banyak warga Jepang sekarang mencari kerja di luar negeri - termasuk Indonesia, karena perekonomian serba sulit.
BalasHapustapi jangan trus berpradigma bawa
BalasHapus*ah jepang aja bada pengangguran banyak!!*
kita harus tetap berusaha
*serius di pagi hari*
yah memang itu masalah klasik, tapi Indonesia dah kebanyakan masalah jadi pemerintah kdg lupa ngurusi itu hehehehe
BalasHapusoh ya...emang pemandangan pengemis dinegara se maju Jepang pun ada, itukan payung 1 $ yg suka dijadiin oleh-oleh kalo pergi ke Jepang...he...he...
BalasHapusharus pandai2 mencari kesempatan, seperti yang dikau lakukan non, good job. I like it...
BalasHapus*ting *ting
untuk negara semaju dan sehebad USA aja masih ada pengemis :D
BalasHapussetiap negara pasti ada masalah ekonomi :D
jadi jangan heran aja kalo pengemis masih eksis di negara semaju jepun bahkan usa hihiiihih
wah ternyata Jepang punya pengemis juga mbak kirain nggak ada yang miskin disana
BalasHapus