Mau berbagi pengetahuan dikit, walaupun beberapa yang baca kali aja udah tahu tentang ini. Setelah beberapa lama berkutat sama tulis menulis, akhirnya aku bisa tahu beberapa teori dasar tentang menulis.
Kali ini tentang Point Of View (POV), dalam bahasa indonesianya banyak disebut dengan Sudut Pandang. Kebanyakan orang yang suka penulis sudah mempraktekan hal ini, walaupun mereka tidak tahu bahwa itulah yang disebut POV. Seperti kemarin, ketika aku menulis dan berkonsultasi pada seorang teman tentang POV apa yang baiknya dipakai, dia malah bertanya, POV itu apa sih? Nah, sering banget begitu. Tahu rupa tapi tidak tahu nama.
Mengutip penjelasan dari sebuah web tentang penjelasan POV, Sudut pandang atau POV ini pada prinsipnya adalah siapa yang menceritakan cerita tersebut (escaeva.com), istilahnya dari mata siapa kita melihat sebuah konflik atau perilaku dalam sebuah cerita fiksi.
Ribet?
Hoho.. langsung saja pada jenis-jenisnya.
Secara teori, lupa aku pernah baca dimana, yang jelas dari dulu POV itu ada tiga. Yaitu:
1. First Person Point of View (Sudut Pandang Orang Pertama)
Dalam sudut pandnag ini si tukang cerita berperan sebagai salah satu karakter, yaitu karakter utama. Ciri utama dari POV ini adalah penggunaan kata "Aku' atau 'saya' saat bercerita. Contohnya :
Aku tahu kalau Lata salah, tetapi aku sendiri tidak pernah bisa menyalahkan dia karena bagaimanapun semua juga terjadi karena aku mengambil cincin itu. Jika selanjutnya Lata bilang bahwa cincin itu hilang di tangannya, maka aku hanya bisa diam. Rika pasti akan marah besar saat tahu Lata melindungiku....
2. Third Person Point of View (Sudut Pandang Orang Ketiga)
Dalam POV si tukang cerita adalah orang luar yang tidak ikut serta dalam cerita, namun narator itu mengetahui dengan jelas apa yang dirasakan, dipikirkan ataupun dilakukan oleh para karakter cerita. Ciri utama POV ini adalah dengan pemakaian kata "dia". Contohnya.
Dia berlari menerobos semak berduri, menghindari pecutan lelaki yang mengejarnya. Ia ketakutan, detak jantungnya seakan berlomba dengan derap langkah kuda yang ditunggangi pengejarnya. Napasnya memburu, sesekali keringat menetes dari pelipis, membuat pandangannya kabur. Tiba-tiba langkahnya tersandung pada akar pohon dan ia terjerembab jatuh.
3. Second Person Point of View (Sudut Pandang Orang Kedua)
POV yang satu ini sangat jarang dipakai dalam dunia tulis penulis. Dalam POV ini, si tukang cerita adalah orang yang membaca cerita itu sendiri. Susah menjelaskannya, langsung saja pada contoh:
Pagi sudah mengintip malu-malu ketika matamu terbuka dan melihat rangkaian bunga indah itu di langit-langit kamar. OH, indahnya, desahmu terpesona, sambil melirik kanan-kiri untuk melihat siapa kiranya yang memasang bunga itu disana. Kemudian di sampingmu, suamimu tersenyum manis, membawa kue ulang tahun. Sambil mengangkat kue, suamimu berkata, "Selamat ulang tahun, sayang!"
Hoho...intinya begitulah yang dinamakan Point Of View, atau sudut pandang. Biasanya satu cerita memiliki satu POV, namun tidak ada aturan baku untuk itu. Semua tergantung kreativitas penulisnya masing-masing. Aku pernah menemukan satu cerpen yang memuat ketiga POV itu sendiri, dan hasilnya, KUERENNN....
Kali ini tentang Point Of View (POV), dalam bahasa indonesianya banyak disebut dengan Sudut Pandang. Kebanyakan orang yang suka penulis sudah mempraktekan hal ini, walaupun mereka tidak tahu bahwa itulah yang disebut POV. Seperti kemarin, ketika aku menulis dan berkonsultasi pada seorang teman tentang POV apa yang baiknya dipakai, dia malah bertanya, POV itu apa sih? Nah, sering banget begitu. Tahu rupa tapi tidak tahu nama.
Mengutip penjelasan dari sebuah web tentang penjelasan POV, Sudut pandang atau POV ini pada prinsipnya adalah siapa yang menceritakan cerita tersebut (escaeva.com), istilahnya dari mata siapa kita melihat sebuah konflik atau perilaku dalam sebuah cerita fiksi.
Ribet?
Hoho.. langsung saja pada jenis-jenisnya.
Secara teori, lupa aku pernah baca dimana, yang jelas dari dulu POV itu ada tiga. Yaitu:
1. First Person Point of View (Sudut Pandang Orang Pertama)
Dalam sudut pandnag ini si tukang cerita berperan sebagai salah satu karakter, yaitu karakter utama. Ciri utama dari POV ini adalah penggunaan kata "Aku' atau 'saya' saat bercerita. Contohnya :
Aku tahu kalau Lata salah, tetapi aku sendiri tidak pernah bisa menyalahkan dia karena bagaimanapun semua juga terjadi karena aku mengambil cincin itu. Jika selanjutnya Lata bilang bahwa cincin itu hilang di tangannya, maka aku hanya bisa diam. Rika pasti akan marah besar saat tahu Lata melindungiku....
2. Third Person Point of View (Sudut Pandang Orang Ketiga)
Dalam POV si tukang cerita adalah orang luar yang tidak ikut serta dalam cerita, namun narator itu mengetahui dengan jelas apa yang dirasakan, dipikirkan ataupun dilakukan oleh para karakter cerita. Ciri utama POV ini adalah dengan pemakaian kata "dia". Contohnya.
Dia berlari menerobos semak berduri, menghindari pecutan lelaki yang mengejarnya. Ia ketakutan, detak jantungnya seakan berlomba dengan derap langkah kuda yang ditunggangi pengejarnya. Napasnya memburu, sesekali keringat menetes dari pelipis, membuat pandangannya kabur. Tiba-tiba langkahnya tersandung pada akar pohon dan ia terjerembab jatuh.
3. Second Person Point of View (Sudut Pandang Orang Kedua)
POV yang satu ini sangat jarang dipakai dalam dunia tulis penulis. Dalam POV ini, si tukang cerita adalah orang yang membaca cerita itu sendiri. Susah menjelaskannya, langsung saja pada contoh:
Pagi sudah mengintip malu-malu ketika matamu terbuka dan melihat rangkaian bunga indah itu di langit-langit kamar. OH, indahnya, desahmu terpesona, sambil melirik kanan-kiri untuk melihat siapa kiranya yang memasang bunga itu disana. Kemudian di sampingmu, suamimu tersenyum manis, membawa kue ulang tahun. Sambil mengangkat kue, suamimu berkata, "Selamat ulang tahun, sayang!"
Hoho...intinya begitulah yang dinamakan Point Of View, atau sudut pandang. Biasanya satu cerita memiliki satu POV, namun tidak ada aturan baku untuk itu. Semua tergantung kreativitas penulisnya masing-masing. Aku pernah menemukan satu cerpen yang memuat ketiga POV itu sendiri, dan hasilnya, KUERENNN....