Fragmen Sok Tahu
Suatu saat angin berdesu di sekeliling dedaunan pagi yang semarak dengan embun. Dia berhembus dengan gagahnya, sambil menebar hawa dingin dan nyanyian sendu
Yang kelihatan itu selalu yg terbaik yg mampu dia ciptakan
Yang sesungguhnya tetap di dalam hati kecilnya
Dan cerminan hati kecilnya itulah sikapnya
Sebatang pohon menyela, "Tetapi dia bilang aku segalanya buat dia!"
Angin berhenti sejenak, seandainya dia berwajah, maka bentuknya adalah dingin yang menyipit tajam. Gadis di tepi danau itu tetap bertahan disana, di rumahnya yang hangat dan ramai. Apakah dia masih waras dengan mengatakan bahwa kamu adalah segalanya? Apapun alasannya!
Pohon itu meluruhkan daunnya, tersengal. "Apa yang harus aku lakukan?"
Angin berdesau keras, pertanda bahwa bagian yang seharusnya tidak dijabarkan terpaksa dijejalkan dalam otak.
Cuma dua pilihan.. Tetap menikmati fragmen ini dengan pahit perihnya sampai batas waktu yang tidak ditentukan dengan resiko terperosok semakin dalem, atau nekad menyudahi fragmen ini dengan resiko termehek-mehek nahan perasaan untuk berhenti terperosok ke dongeng yang lebih dahsyat
"Tidak kah ada pilihan lain?" tanya pohon.
Angin nampaknya tersenyum, apakah sudah sampai final? Ada, tidak memilih sama sekali alias mati!
Pohon tertunduk, bukan haknya untuk mengambil keputusan untuk itu.
Sampai kapan kamu mau jadi yang terabaikan, sampai kamu yang dibuang?
"Mungkin, banyak tempat pembuangan sampah sekitar sini, mungkin aku bisa jadi salah satu koleksi para pemulung yang menyukai barang-barang sisa."
Berhentilah merana, luruskan pucukmu ke atas, bukan hukumnya untuk membelok ke tepi danau. Sekalipun gadis itu ada disana.
"Aku tidak tahu apakah aku mampu," pohon itu mengeluh. "Dahan-dahanku melawan keinginanku sekarang, walau aku paksa tegak dia tetap membelok."
Tetaplah lurus! Bukan wajibmu tumbuh ke arah danau, sekali lagi tumbuhmu lurus tegak! angin berteriak.
"Tapi, kalau seandainya gadis itu memanjat hingga berada di langit yang aku tuju?"
Begitu lama angin menjawab, hingga akhirnya.....
Sikap adalah cerminan hati kecilnya, berarti dia memang benar menginginkanmu. Tapi berhentilah bermimpi, karena dia tidak akan mungkin melakukannya. Langit dan bumi begitu jauh, resikonya jatuh begitu besar dan dia tidak akan berani!
Pohon itu diam, tidak bicara lagi. Kembali hanya nyanyian angin yang berdesau disela-sela udara yang senyap.
Yang kelihatan itu selalu yg terbaik yg mampu dia ciptakan
Yang sesungguhnya tetap di dalam hati kecilnya
Dan cerminan hati kecilnya itulah sikapnya
Fragmen Sok Tahu Itu pun berhenti
Yang kelihatan itu selalu yg terbaik yg mampu dia ciptakan
Yang sesungguhnya tetap di dalam hati kecilnya
Dan cerminan hati kecilnya itulah sikapnya
Sebatang pohon menyela, "Tetapi dia bilang aku segalanya buat dia!"
Angin berhenti sejenak, seandainya dia berwajah, maka bentuknya adalah dingin yang menyipit tajam. Gadis di tepi danau itu tetap bertahan disana, di rumahnya yang hangat dan ramai. Apakah dia masih waras dengan mengatakan bahwa kamu adalah segalanya? Apapun alasannya!
Pohon itu meluruhkan daunnya, tersengal. "Apa yang harus aku lakukan?"
Angin berdesau keras, pertanda bahwa bagian yang seharusnya tidak dijabarkan terpaksa dijejalkan dalam otak.
Cuma dua pilihan.. Tetap menikmati fragmen ini dengan pahit perihnya sampai batas waktu yang tidak ditentukan dengan resiko terperosok semakin dalem, atau nekad menyudahi fragmen ini dengan resiko termehek-mehek nahan perasaan untuk berhenti terperosok ke dongeng yang lebih dahsyat
"Tidak kah ada pilihan lain?" tanya pohon.
Angin nampaknya tersenyum, apakah sudah sampai final? Ada, tidak memilih sama sekali alias mati!
Pohon tertunduk, bukan haknya untuk mengambil keputusan untuk itu.
Sampai kapan kamu mau jadi yang terabaikan, sampai kamu yang dibuang?
"Mungkin, banyak tempat pembuangan sampah sekitar sini, mungkin aku bisa jadi salah satu koleksi para pemulung yang menyukai barang-barang sisa."
Berhentilah merana, luruskan pucukmu ke atas, bukan hukumnya untuk membelok ke tepi danau. Sekalipun gadis itu ada disana.
"Aku tidak tahu apakah aku mampu," pohon itu mengeluh. "Dahan-dahanku melawan keinginanku sekarang, walau aku paksa tegak dia tetap membelok."
Tetaplah lurus! Bukan wajibmu tumbuh ke arah danau, sekali lagi tumbuhmu lurus tegak! angin berteriak.
"Tapi, kalau seandainya gadis itu memanjat hingga berada di langit yang aku tuju?"
Begitu lama angin menjawab, hingga akhirnya.....
Sikap adalah cerminan hati kecilnya, berarti dia memang benar menginginkanmu. Tapi berhentilah bermimpi, karena dia tidak akan mungkin melakukannya. Langit dan bumi begitu jauh, resikonya jatuh begitu besar dan dia tidak akan berani!
Pohon itu diam, tidak bicara lagi. Kembali hanya nyanyian angin yang berdesau disela-sela udara yang senyap.
Yang kelihatan itu selalu yg terbaik yg mampu dia ciptakan
Yang sesungguhnya tetap di dalam hati kecilnya
Dan cerminan hati kecilnya itulah sikapnya
Fragmen Sok Tahu Itu pun berhenti
fragmen 'sok tau' yg benar2 bikin aku termangu...
BalasHapussukaaaaa....banget dgn gaya penulisan mu ini..:)
percakapan yg indah antara angin dan pohon...
sejujurnya kita bisa belajar pd mereka...
angin dan pohon, pelaku drama kehidupan yg tak pernah mati...
waaaaa.......tumben pertamaaa...
BalasHapusduuuh, senangyaaa....
tapi gadis itu pun telah tenggelam dalam danau....
BalasHapuspunya keinginan untuk berada di ujung langit dan menemuinya, tapi kakinya pun sudah luruh tergerus lumpur pekat dalam danau...
dia menyerah...
tanggung daah...
BalasHapusbaca lagi yaaa...Moccha....
*biar sampai yg ke 3*...
kekekekeke..........
.....angin mensiur lagi, diantara dahan2 mengiggil...
BalasHapustak berbagi lagi takdir
dongeng hidup yg tertera begitu dalam...
dan di setiap celah dahan..
ada harapan yg menumpuk..
menunggu
dan menunggu...
gadis, itukah kau yang yg datang bersama angin..
saya pamiit yaaa...Mocchaaa......
BalasHapusChi, ni maksudnya apaan siy? *garuk-garuk aspal*
BalasHapusGadis yang di danau itu kamu yang sedang mandi yak? *lari secepat kilat* :P
BalasHapusDuh, saya masih belom bisa menelaah lebih jauh ni mbak apa maksud dr ceritanya...
BalasHapusBahasa'x ketinggian, saya gak nyampe, wkwkwkwkw....
Yang jelas, saya cuma nangkep bahwa kita harus yakin bahwa apa yang kita lakukan adalah hal yang terbaik...
Lakukan apa yang memang semestinya...
Jangan terlalu banyak bermimpi... :)
*Salah pa bener ya..? :D
yg bikin sok tahu enggak? ha ha ha...ini kayak prosa ya.
BalasHapusella kok ga ngerti yaa......hiks hiks..bahasanya terlalu berat nih bagi ella yg dududz dalam dunia sastra melankolis ini T_T
BalasHapustapi bahasanya indah banget....plus gambarnya keeereeen >_<
kok uda berenti.hemmmmmmmmmmm
BalasHapushoaaemmmm....
BalasHapusmochi mochi...apakah ini msh lanjutan dr yg kmrn?
kalo baca tulisanmu ya jadi inget sama kugy di perahu kertas, dia itu suka jg nulis dongeng yg ajaib loh chi...
BalasHapusgimn klo mochi jadi pemeran kugy? huhuhuhuhu
tumben si butut bekutu blom dateng...
BalasHapustumben jg blogku sepi penggemar
chi..
BalasHapusapakah tulisanmu ini akan selalu sad ending spt ini?
dirimu selalu linglung, ato gadis di danau itu slalu linglung...terlalu banyak pemikiran...pdhl dia kan bukan si linglung di donal bebek
mochi mochi dud dud...
BalasHapusemo tak ada
huh sebel
kan jdnya gak rame
ekspresinya manaaaaaaaaaaaa
Hmmmm ..fragmen yang membuatku mengerti bahwa ada seorang gadis di danau yang fantasinya sungguh unique...
BalasHapusAku suka fragmen ini
sedikit paham shi,, namun semakin membaca lebih dalem tambah bingung :P hihihi maap kalo sayah dodol :(
BalasHapuschidudz...
BalasHapustika komen dl, bacany ntar siang aja lagi sibuk
oooh danau selalu eksis yah chidudz
BalasHapusudah deh pulang aja, dari pada ntar di bilang sok tahu
BalasHapusmoci, entah kenapa gw malah ngakak baca ini wakakakakakaka. *disambit*
BalasHapusSoalnya moci kek ceritain temennya yang sok tahu =))
chi, chat box nya ga ada jadi aku tulis disini...hehe, maaf nich terburu2, ada award buatmu say...kalo berkenan ambil yach, love u :)
BalasHapusanginnya agak congkak ya, pohonnya jadi melow tuh
BalasHapusI like this fragment...
BalasHapusso cool dear!
Mikiiirrr... maksudnya apa ya?
BalasHapuskayaknya karakteristik tulisan kamu nggak ada duanya deh Chi...... sueer...
BalasHapusSukses buat kamu.
kalau manjat pohon jangan tinggi-tinggi nanti jatuhnya sakit
BalasHapusnapa berenti?!
BalasHapuskoq cuma tahu seh chi, tempenya mana, tanggung amat seh??
BalasHapusjadi inget dongeng apa itu yg pohon dari sebiji bisa menjulang sampe ke langit, hayah wen lupa trus jadi penasaran neh?!?
BalasHapusfiuhhh... setelah bertapa seharian berharap dapet wangsit buat jadi superman... akhirnya aku bisa ke sini juga....
BalasHapusapa kabar nchi duduz...
baca dulu ahh... *masih ga ada emo makan... lagi lapeerrr >.<
menyedihkan....
BalasHapustapi koq ga di bilang di situ
akhirnya gadis tepi danau itu mati...
atau gilaaa....
bener kan yg kubilang, aq suka sama tulisan2mu nchi..... bener2 membutuhkan imajinasi..... dana q menyukainya..... :D
BalasHapusmau baca lagi ach..... :D
BalasHapusnchiiii aq terhipnotis sama tulisanmu ini.... pengen membacanya terus dan terus.....
BalasHapushaloo... :)
BalasHapuslam kenal, templatenya aku suka :)
wah saya suka ilustrasinya bagus chi!!!...hm tapi ceritanya rada2 gak paham hehehehe!!!
BalasHapuseh chi ada award nih diambil ya!!!!
@ sushi killi, salam kenal. profilenya ga bisa diakses, hiii
BalasHapusMocha Chi kerennnnnnn!!!
BalasHapusSebuah personifikasi yang sangat apik...
BalasHapus